Beijing (ANTARA News) - Pelatih Inggris Terry Edwards mengecam juri setelah petinju kelas bantam Joe Murray kalah telak 7-17 dari petinju China Gu Yu pada babak pertama cabang tinju Olimpiade Beijing, Selasa. "Nilai itu terlalu banyak bagi China," kata Edwards kepada wartawan. "Petinju China itu memperoleh angka lebih dari yang selayaknya," katanya. "Saya pikir anda harus menempatkan hal itu dalam sudut pandang anda," ucapnya. "Saya tidak mengatakan dia menang, tapi juri telah mengantarkan kemenangan itu kepada dia," katanya. Murray, peraih medali perunggu pada kejuaraan dunia di Chicago tahun lalu, juga mengatakan dia merasa penjurian telah berlangsung tidak adil. "Saya sebelumnya sudah tahu bahwa penilaian sepertinya tidak akan adil," kata Murray seperti dilaporkan Reuters. "Saya sudah menyaksikan soal penilaian itu beberapa waktu lalu dan saya tahu itu hal yang buruk sehingga saya sudah memperkirakannya," katanya. Kontroversial merupakan hal yang umum terjadi di Olimpiade dan tidak tenggelam setelah sistem penilaian elektronik diperkenalkan di Olimpiade Seoul 1988. Edwards menduga penilaian di Beijing telah bertendensi untuk memberikan keuntungan kepada petinju China. "Anda lihat sendiri. Ketidakadilan penilaian tidak hanya menimpa kami. Ukraina mengajukan banding setelah mereka dikalahkan petinju China," katanya. Ukraina mengajukan banding setelah petinju kelas ringan Olexsandr Klyuchko kalah 8-10 dari petinju China Hu Qing hari Senin. Banding itu ditolak dan hasilnya tetap tidak berubah, kata asosiasi tinju amatir internasional (AIBA) Selasa. "Saya pikir lawan China sangat tidak bagus," kata Klyuchko usai pertandingan. "Saya sangat sedih. Saya pikir saya seharusnya menjadi pemenang," katanya. (*)