Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Australia berencana untuk memberikan bantuan senilai Rp21,25 triliun kepada Indonesia dalam kurun waktu lima tahun guna mengatasi kemiskinan dan membantu mencapai berbagai prioritas pembangunan sosial dan ekonomi. Kesepakatan itu dikemukakan oleh Menteri Luar Negeri Australia Stephen Smith dalam konferensi pers bersama dengan Menlu RI Hassan Wirajuda di Gedung Pancasila, Jakarta, Senin. "Bantuan senilai 2,5 miliar dolar Australia (Rp21,25 triliun) itu berlaku dalam kurun waktu lima tahun mendatang, 2008-2013," katanya. Pemerintah Australia, lanjut dia, bertekad menggalang kemitraan pembangunan jangka panjang dengan Indonesia. Strategi Kemitraan lima tahun itu diluncurkan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd dalam kunjungan Rudd ke Jakarta, Juni 2008. "Melalui program bantuan pembangunan, Australia dan Indonesia bekerjasama dalam kemitraan untuk mengentaskan kemiskinan dan mendukung kedamaian, stabilitas dan kesejahteraan kawasan," katanya. Australia meningkatkan upayanya untuk membantu Indonesia mencapai Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs). Kedua pemerintah mengidentifikasi prioritas-prioritas pembangunan jangka panjang dengan berfokus pada 100 juta penduduk Indonesia yang hidup dengan pendapatan kurang dari 2 dolar AS per hari. "Pemerintah Australia melakukan rancangan bantuannya dengan pihak Indonesia," jelas Menlu RI. Bantuan khusus juga diberikan kepada provinsi-provinsi termiskin di Indonesia, termasuk Aceh dan Papua, dan di wilayah prioritas lainnya, seperti Kalimantan dimana kegiatan diarahkan untuk mengatasi masalah perubahan iklim. Indonesia dan Australia memiliki hubungan perdagangan dua arah senilai 10,3 miliar dolar Australia dan investasi dua arah sekitar 3,8 miliar dolar Australia pada 2007. Hampir 15 ribu pelajar Indonesia menuntut ilmu di Australia pada 2007. (*)