"Kids Day Expo Lampung" jadi sarana lestarikan permainan tradisional
17 Oktober 2019 23:36 WIB
"Kids Day Expo Lampung" dihadiri Bunda PAUD Riana Sari Arinal dan Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait, di Bandarlampung, Kamis (17/10/2019). (ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi)
Bandarlampung (ANTARA) - Komisi Nasional Perlindungan Anak menyatakan Kids Day Expo Lampung menjadi sarana edukasi serta menjaga kelestarian permainan tradisional Indonesia.
"Kita sebagai orang tua, dan manusia yang peduli terhadap tumbuh kembang anak perlu peduli kelestarian permainan tradisional, karena permainan tradisional lebih sehat bagi anak ketimbang permainan daring (game online), " ujar Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait di Bandar lampung, Kamis.
Ia menyatakan bersyukur karena Pemerintah Provinsi Lampung peduli akan kelestarian permainan tradisional yang berkaitan erat dengan tumbuh kembang anak.
"Sangat bersyukur Pemerintah Provinsi Lampung peduli dan ikut berperan melalui pelaksanaan 'kids expo' dan keterlibatan Bunda PAUD Ibu Riana Arinal," ujarnya.
Baca juga: Permainan tradisional cegah ketergantungan gawai pada anak
Kelestarian permainan tradisional layak untuk disebarkan kepada generasi muda, terutama anak-anak, dengan beberapa upaya salah satunya melalui pencanangan gerakan nasional "Jaga Permainan Ttradisional Kita".
"Anak-anak PAUD, balita banyak yang sudah kecanduan game online ada yang sampai gemetar tangannya bila tidak bermain. Di sinilah kesadaran kita harusnya tumbuh untuk mengenalkan kembali permainan tradisional agar anak beralih dan kembali sehat, " ujar Arist di sela Kids Expo 2019.
Hal serupa juga di katakan oleh salah seorang orang tua murid yang hadir dalam acara itu.
"Permainan tradisional, seperti gobak sodor, ular naga yang pernah saya mainkan saat kecil perlu dikenalkan kembali ke anak, sebab bila kita lihat secara saksama permainan tradisional lebih melatih anak kita untuk bersosialisasi dan bergerak secara fisik ketimbang permainan game online," tutur Ananda, salah seorang orang tua.
Menurut dia, orang tua perlu mengarahkan anak untuk melakukan permainan tradisional guna menjaga keseimbangan fisik dan mental.
"Saya sangat bersyukur pemerintah bersama Komisi Nasional Perlindungan Anak dan dinas terkait mengadakan acara ini, karena di sinilah kita sebagai orang tua diingatkan kembali pentingnya kelestarian permainan tradisional di tengah menjaga tumbuh kembang anak di masa modern," katanya.
Baca juga: Permainan tradisional meriahkan Pekan Kebudayaan Nasional
Baca juga: Pengunjung Borobudur dikenalkan permainan tradisional
Baca juga: Mendikbud ajak masyarakat lestarikan permainan tradisional
"Kita sebagai orang tua, dan manusia yang peduli terhadap tumbuh kembang anak perlu peduli kelestarian permainan tradisional, karena permainan tradisional lebih sehat bagi anak ketimbang permainan daring (game online), " ujar Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait di Bandar lampung, Kamis.
Ia menyatakan bersyukur karena Pemerintah Provinsi Lampung peduli akan kelestarian permainan tradisional yang berkaitan erat dengan tumbuh kembang anak.
"Sangat bersyukur Pemerintah Provinsi Lampung peduli dan ikut berperan melalui pelaksanaan 'kids expo' dan keterlibatan Bunda PAUD Ibu Riana Arinal," ujarnya.
Baca juga: Permainan tradisional cegah ketergantungan gawai pada anak
Kelestarian permainan tradisional layak untuk disebarkan kepada generasi muda, terutama anak-anak, dengan beberapa upaya salah satunya melalui pencanangan gerakan nasional "Jaga Permainan Ttradisional Kita".
"Anak-anak PAUD, balita banyak yang sudah kecanduan game online ada yang sampai gemetar tangannya bila tidak bermain. Di sinilah kesadaran kita harusnya tumbuh untuk mengenalkan kembali permainan tradisional agar anak beralih dan kembali sehat, " ujar Arist di sela Kids Expo 2019.
Hal serupa juga di katakan oleh salah seorang orang tua murid yang hadir dalam acara itu.
"Permainan tradisional, seperti gobak sodor, ular naga yang pernah saya mainkan saat kecil perlu dikenalkan kembali ke anak, sebab bila kita lihat secara saksama permainan tradisional lebih melatih anak kita untuk bersosialisasi dan bergerak secara fisik ketimbang permainan game online," tutur Ananda, salah seorang orang tua.
Menurut dia, orang tua perlu mengarahkan anak untuk melakukan permainan tradisional guna menjaga keseimbangan fisik dan mental.
"Saya sangat bersyukur pemerintah bersama Komisi Nasional Perlindungan Anak dan dinas terkait mengadakan acara ini, karena di sinilah kita sebagai orang tua diingatkan kembali pentingnya kelestarian permainan tradisional di tengah menjaga tumbuh kembang anak di masa modern," katanya.
Baca juga: Permainan tradisional meriahkan Pekan Kebudayaan Nasional
Baca juga: Pengunjung Borobudur dikenalkan permainan tradisional
Baca juga: Mendikbud ajak masyarakat lestarikan permainan tradisional
Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019
Tags: