Jerusalem, (ANTARA News) - Perdana Menteri Israel Ehud Olmert menyatakan, Rabu malam, ia tidak akan ikut bersaing dalam pemilihan ketua partai Kadima dan akan mengundurkan diri sebagai PM jika pemimpin baru partainya itu terpilih pada September. Olmert mendapat tekanan-tekanan yang meningkat dalam beberapa pekan ini agar mengundurkan diri setelah ia menjadi sasaran dalam penyelidikan-penyelidikan korupsi. Partai Kadima akan mengadakan pemilihan ketua pada 17 September. "Saya telah memutuskan saya tidak akan mencalonkan diri lagi dalam pemilihan ketua Kadima, dan saya juga tidak berniat campur tangan dalam pemilihan itu," kata Olmert dalam pernyataan di kediaman resminya di Yerusalem yang disiarkan televisi. "Bila seorang ketua baru terpilih, saya akan mengundurkan diri sebagai perdana menteri agar mereka bisa membentuk pemerintah baru dengan cepat dan efektif," tambahnya. Calon utama yang akan menggantikan Olmert sebagai ketua partai dan perdana menteri adalah Menteri Luar Negeri Tzipi Livni, namun Menteri Perhubungan Shaul Mofaz juga berusaha mendapatkan jabatan itu. Masih tidak jelas hingga Rabu malam bagaimana pengunduran diri Olmert akan mempengaruhi proses perdamaian Israel dengan Palestina. Di Washington, AS menyatakan siap bekerja sama dengan pemimpin baru Israel yang terpilih, demikian dilaporkan Kantor Berita AFP. Pernyataan itu disampaikan pemerintah AS menanggapi keputusan Olmert untuk mengundurkan diri pada September. "Kami akan bekerja sama dengan semua pemimpin Israel yang bertanggung jawab dalam pemerintah, apakah pemerintah ini atau pemerintah yang akan datang," kata jurubicara Kementerian Luar Negeri AS Sean McCormack.(*)