Jakarta (ANTARA News) - Para anggota Komisi I DPR RI, termasuk Hajriyanto Y Thohari (Fraksi Partai Golkar) meminta para operator telepon seluler harus transparan dalam menentukan tarif bagi para penggunaan telepon genggam. "Tarif telepon seluler di Indonesia ternyata paling mahal bila dibandingkan dengan tarif seluler di negara lain. Karena itu, saya minta para operator untuk transparan dalam menentukan tarif penggunaan telepon seluler, agar tidak merugikan konsumen," katanya melalui hubungan telefon seluler dengan ANTARA dari Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Kamis malam. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, ia bersama sejumlah rekannya dari Komisi I DPR RI, tengah melakukan kunjungan resmi ke provinsi itu, dan antara lain bertemu dengan perwakilan operator seluler, seperti PT Telkom, juga PT Pos Indonesia, serta Balai Monitoring Jateng. Pada rangka Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI ke Provinsi Jateng dipimpin Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Arif Mudatsir Mandan (Fraksi Partai Persatuan Pembangunan) tersebut, Hajriyanto Thohari juga meminta pihak operator seluler di provinsi itu agar dalam melaksanakan `Coorporate Social Responsibility` (CSR), benar-benar berhubungan dengan teknologi informasi, atau yang dapat mengembangkan industri seluler di Indonesia. Ia lalu mengungkapkan tanggapan dari para perwakilan operator seluler. "Mereka antara lain mengatakan, beberapa waktu yang lalu telah dikeluarkan ketentuan dari Dirjen Postel Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) tentang penurunan tarif. Untuk itu para operator seluler telah melakukan penurunan tarif dasar sesuai dengan ketentuan tersebut," ungkapnya. Selain melakukan penurunan tarif dasar, katanya, para operator juga telah memberlakukan tarif promo yang berlaku pada waktu-waktu tertentu. "Mereka juga menyampaikan permasalahan mengenai pembangunan `tower` untuk telepon seluler di Jawa Tengah. Permasalahan tersebut di antaranya adalah adanya protes dari masyarakat sekitar lokasi pembangunan `tower` yang menuntut jaminan keselamatan dan keamanan terkait adanya `tower` seluler di lingkungan mereka," katanya lagi. Menyangkut masalah ini, Hajriyanto Thohari dkk meminta agar sebelum melaksanakan pembangunan `tower`, pihak operator dapat melakukan pendekatan dengan masyarakat sekitar lokasi dengan melaksanakan CSR.(*)