Bogor (ANTARA News) - Salah satu budaya lisan Sunda, yakni dongeng rakyat berbahasa Sunda, nyaris punah oleh desakan budaya global modern, terutama televisi, sehingga dibutuhkan upaya-upaya untuk menjaga dan melestarikannya agar tidak hilang. "Guna melestarikan budaya lisan Sunda, Radio Sipatahunan Kota Bogor, akan menyiarkan dongeng Sunda secara rutin setiap sore, pada Senin hingga Jumat," kata Encep Moch Ali Alhamidi, Kepala Seksi Pelayanan Media Pemerintah Kota Bogor yang juga Penanggungjawab Radio Sipatahunan, di Bogor, Rabu. Disiarkannya dongeng Sunda di Radio Sipatahunan yang mengudara di gelombang 89,4 FM itu, guna melestarikan budaya lisan Sunda yang nyaris dilupakan, terutama pada generasi muda. Dongeng Sunda akan dituturkan oleh pendongeng tradisional Sunda, Mama Arief Hidayat, serta program pelestarian budaya Sunda lainnya akan disampaikan budayawan Eman Sulaeman. Mama Arif Hidayat menjelaskan, dongeng Sunda bertajuk "Sumur Ajaib" akan menceritakan kehebatan masyarakat Sunda dengan latar cerita tempo dulu. Dongeng ini sudah disampaikannya di radio milik Pemerintah Kota Bogor, mulai Senin (30/6). "Cerita lengkapnya tidak bisa saya ceritakan di sini, tapi bisa didengarkan di radio," kata Mama Arif, pria yang bisa menirukan 16 jenis suara. Diakuinya, ia sudah berhenti mendongeng sejak 1980-an, bersamaan makin menurunnya minat masyarakat terhadap budaya dongeng. "Sebetulnya, saya sudah berhenti mendongeng sejak tahun 1980-an. Tapi karena ada permintaan dari Radio Sipatahunan dan desakan dari Paguyuban Pasundan yang ingin menghidupkan kembali budaya dongeng Sunda, saya menyanggupinya," katanya.. Sebelumnya, dongeng Sunda yang disiarkan di radio, pada tahun 1975-1980, sangat digandrungi warga Bogor. Salah satu pendongeng Sunda terkenal di Bogor adalah Mama Arif Hidayat yang membawakan dongeng "Si Riweuh" dengan suara khas. Setelah hampir 30 tahun menghilang, Mama Arif Hidayat, tampil lagi membawakan dongeng Sunda di radio. (*)