Jakarta (ANTARA News) - Audisi untuk mencari lima orang pemeran film "Ketika Cinta Bertasbih" segera dimulai. "Audisi ini akan dilakukan di sembilan kota. Kita ingin mencari lima pemain yang tepat untuk memerankan tokoh Azzam, Eliana, Furqon, Anna dan Husna," kata produser SinemArt Pictures Heru Hendriyarto, dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis. Audisi dijadwalkan berlangsung selama satu bulan, mulai 14 Juni-13 Juli 2008. Kota-kota yang ditetapkan sebagai tempat penyelenggaraan audisi adalah Surabaya, Medan (14-15 Juni), Padang, Yogyakarta (21-22 Juni), Semarang, Pontianak (29-30 Juni), Bandung, Makassar (5-6 Juli), Jabiodetabek (10-13 Juli). Lima calon pemeran utama film itu akan dipilih langsung oleh Kang Abik (Habiburrahman El Shirazy) selaku penulis novel Ketika Cinta Bertasbih, Chaerul Umam (sutradara), dan Tim Juri yang terdiri dari Didi Petet, Neno Warisman dan Deddy Mizwar. Neno Warisman mengatakan, "Audisi ini bukan hanya mencari calon bintang film semata tetapi juga sosok yang saleh di dalam maupun di luar film." Didi Petet mengatakan bahwa bakat akting adalah hal utama. "Bagi saya bakat adalah yang utama, baru kemudian dilihat persyaratan lainnya," katanya. Peserta audisi harus memenuhi syarat berjenis kelamin laki-laki dengan batasan usia 18-30 tahun dan perempuan berusia antara 16-25 tahun. Mereka juga WNI dan dapat berbahasa Indonesia dengan baik, memiliki pengetahuan tentang isi novel "Ketika Cinta Bertasbih", berpenampilan menarik dan profesional, dapat membaca Al Quran, dan tidak terikat kontrak dengan pihak lain. Sementara itu, Chaerul Umam mengatakan bahwa penyelenggaraan audisi tidak menutup peluang bagi mereka yang telah menjalani profesi bintang film. "Aktor dan aktris yang sudah ada di pasar tetap bisa ikut main, tetapi harus melalui audisi. Kita tidak membeda-bedakan," katanya. "Mimpi postif" "Audisi 5 Bintang Film Ketika Cinta Bertasbih" merupakan langkah ketiga yang dilakukan SinemAtt dalam persiapan produksi film tersebut. Sebelumnya, mereka telah melakukan pendekatan ke bebarapa organisasi Islam, termauk PP Muhamadiyah dan MUI, dan kemudian melakukan survai ke kota Kairo dan Alexandria di Mesir. "Kegiatan survai sudah selesai dan kami pun sudah mendapatkan ijin untuk syuting di beberapa lokasi di kedua kota tersebut," kata Heru. Menurut Chaerul Umam, semua upaya yang telah dilakukan oleh SinamArt Pictures menunjukkan bahwa mereka tidak main-main dalam rencana pembuatan film dakwah itu. Didi Petet tidak kurang menyatakan bahwa rencana pembuatan film "Ketika Cinta Bertasbih" adalah mimpi semua orang yang ingin menghadirkan sebuah film yang baik bukan hanya dari sisi cerita, tetapi juga keteladanan para aktornya. Ia mengakui persyaratan yang harus dipenuhi calon pemain dapat dikatakan sangat berat, tetapi semua itu masih dimungkinkan. "Calon yang terpilih nanti akan masuk masa pelatihan, dan Tim Juri pun akan mendampingi. Selain itu, tetap saja KCB ini sebuah film. Film adalah hal magis, bisa mengubah A ke Z dan Z ke A," katanya. "Yang penting mimpi positif ini harus kita upayakan bersama agar terwujud," tambahnya. Sementara itu, Neno Warisman menyatakan bahwa Tim Juri juga punya "kriteria-kriteria tersembunyi" untuk mendapatkan calon yang sedapat mungkin sesuai yang diinginkan. "Dari 30 juta anak muda di Indonesia, saya yakin dapat mencari lima yang terbaik untuk film Ketika Cinta Bertasbih," katanya. (*)