Tel Aviv, (ANTARA News) - Perdana Menteri Ehud Olmer memperingatkan, Jumat, Israel akan segera melakukan operasi militer besar-besaran di Jalur Gaza. "Hari keputusan itu semakin dekat," kata PM Israel, sebagaimana dilaporkan DPA, di bandara Tel Aviv ketika ia pulang dari kunjungan ke AS. "Waktu semakin dekat ke arah aksi militer ketimbang perjanjian gencatan senjata," kata Olmert. Dia menggemakan ancaman Menteri Pertahanan Ehud Barak mengenai aksi militer terhadap para pejuang Palestina di Gaza. Kabinet Israel mengajukan keberatan atas rencana gencatan senjata yang dirancang Mesir karena perjanjian itu tidak mewajibkan kelompok Hamas membebaskan Gilad Shalit, soerang prajurit Israel yang diculik dalam serangan lintas batas dua tahun lalu. Israel juga menentang tuntutan Hamas agar mereka membuka semua titik penyeberangan Gaza. Laporan-laporan media menyebutkan bahwa sejumlah menteri khawatir pembukaan itu akan dimanfaatkan oleh Hamas sebagai propaganda untuk mengklaim bahwa serangan roket ke wilayah Israel telah membuahkan hasil. Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun lalu setelah pertempuran sengit dengan gerakan Fatah kubu Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Israel menjawab serangan-serangan roket ke wilayahnya itu dengan memberlakukan sanksi-sanksi ekonomi dan perdagangan.(*)