Borobudur, (ANTARA) - Ini sebuah pertaruhan karya anak negeri, dengan label ekspansi ke negeri digdaya Amerika Serikat (AS). Karena lukisan abstrak karya seekor gajah bernama Sela akan menjadi bahan pakaian yang diikutkan dalam pameran busana di New York, Amerika Serikat (AS), pada bulan September 2008. Sela, seekor gajah milik PT Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB), Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Menurut Konsultan Seni "Borobudur Elephant Art Foundation" (BEAF), Robertus Sutopo di Magelang, Rabu (28/5), gajah berumur 25 tahun itu membuat karya lukis abstrak murni di atas kain sutra dengan panjang sekitar 9 meter dan lebar 1,2 meter. "Karyanya abstrak murni tetapi dinamis, sampai sekarang sudah 3 minggu dikerjakan," katanya didampingi seorang konsultan seni BEAF lainnya, Adi Winarto dan sejumlah pawang gajah Candi Borobudur. Hingga saat ini, katanya, Sela telah melukis khusus untuk pameran busana di AS di atas dua lembar kain sutra dengan total panjang sekitar 4,5 meter. Setiap lembar lukisan, kata Sutopo yang juga pelukis Borobudur itu, butuh tiga tahapan, yakni persiapan, dasar, dan tekanan dengan warna yang terkesan keemasan. Ia mengatakan, lukisan gajah Borobudur itu menggunakan cat khusus untuk bahan sutra yang didatangkan dari AS dengan warna utama atau dasar, yakni merah, kuning, biru, dan hijau. "Sela akan melukis dengan goresan warna hangat karena di sana (AS-red) September 2008 mendatang memasuki musim dingin. Warna hangat seperti kuning, merah, dan jingga, yang sudah menjadi dengan warna biru dan unggu tetapi `tone` atau tekanan warnanya adalah warna-warna emas," katanya. Ia mengatakan, gajah Sela telah dilatih melukis sejak tahun 2003 dan hingga saat ini telah menghasilkan ratusan karya baik di atas kertas, kanvas, dan sutra.Setiap karya lukis gajah Borobudur, katanya, mendapat sertifikat dari pihak BEAF. Sebanyak 30 karya lukis gajah Borobudur di atas kertas pernah dipamerkan di AS pada tahun 2004 dan sebanyak 10 karya lainnya di atas kanvas dipamerkan di Italia pada tahun 2007. Tugas mendampingi Sela saat melukis butuh ketekunan khusus baik dari konsultan seni maupun para pawang gajah. "Tidak ada jam khusus untuk gajah melukis, yang penting kondisi badannya tidak capai, kalau sudah capai harus berhenti melukisnya." PT TWCB hingga saat ini memiliki lima ekor gajah sebagai pendukung pengembangan kepariwisataan Candi Borobudur. Lima ekor gajah asal Way Kambas, Lampung itu masing-masing dinamai Sela (25), Lisi (25), Moli (32), Eca (15), dan Bona (26). "Di antara lima gajah itu, hanya Sela yang memiliki kecerdasan khusus untuk melukis, bisa memegang kuas dengan lubang belalainya," katanya di sela-sela mendampingi Sela melukis di kandang gajah kompleks TWCB. (*)