Jakarta, (ANTARA News) - Wartawan senior yang juga pejuang perempuan, SK Trimurti ternyata tidak meninggalkan pesan khusus kepada dua putranya, sesaat sebelum meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Jenderal Gatot Subroto, Selasa pukul 18.30 WIB. "Tak ada pesan khusus sebelum meninggal. Ibu sudah sulit berbicara dan kondisinya seringkali setengah sadar," kata anak kedua SK Trimurti, Heru Baskoro di RSPAD Jakarta, Selasa malam. Bahkan, katanya, kondisi setengah sadar itu, terjadi dalam dua pekan terakhir ketika dirawat di RSPAD. "Hingga hari ini sebenarnya dijadwalkan keluar dari ICU (ruang perawatan intensif), tetapi kondisinya memburuk lagi dan akhirnya meninggal pada pukul 18.30 WIB," kata Heru. Dia juga menjelaskan, selama dua pekan terakhir sudah empat kali dirawat di RSPAD. Meski tidak secara spesifik penyakit yang diderita SK Trimurti, Heru menyebut, ibunda tercinta sudah sejak dua tahun terakhir mengalami sakit. "Kami sekeluarga mendoakan yang terbaik untuk ibu. Kami sangat sedih karena kehilangan. Namun, ini yang terbaik dari Tuhan. Kami ikhlas," kata Heru. Heru juga menambahkan, sejak kecelakaan mobil 2004, praktis kegiatan SK Trimurti berkurang. "Setelah peristiwa itu, sudah tak bisa lagi beraktivitas sendiri dan dia cukup stres menghadapi keadaan itu. Akibatnya, sering terbangun pada malam hari dan tidur pada siang hari," kata Heru. SK Trimurti yang meninggal dalam usia 96 tahun, menikah dengan Sayuti Melik, seorang pejuang yang mengetik naskah proklamasi. Trimurti sendiri memiliki sembilan saudara kandung antara lain Suranto, Suryo Sumanto, Sumakti dan Sunaryo. Saat ini jenazah SK Trimurti disemayamkan di rumah duka RSPAD Gatot Subroto. Besok, jenazah SK Trimurti akan disemayamkan di Gedung Pola sebelum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. "Itu sesuai permintaan dari pemerintah karena beliau salah satu saksi proklamasi," kata istri Heru, Resi, sebelumnya.(*)