Jakarta, (ANTARA News) - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Miranda S Goeltom meluncurkan buku "Mencairkan Gunung Es," di Jakarta, Selasa sore. Miranda mengatakan, buku itu merupakan pengalamannya di Bank Indonesia dalam mengubah tradisi organisasi. "Dulu ketika saya masuk BI orangnya (karyawan--red) kaku-kaku, mereka selalu mengatakan ya... Kalau disuruh pasti diselesaikan tetapi tanpa jiwa," kata Miranda. Ia menceritakan, ketika masuk ke bank tersebut sekitar 10 tahun yang lalu, dirinya berusaha membuat para pegawai BI bersemangat dan berani mengungkapkan pandangan. "Waktu itu ketika saya masuk, BI "anyeb" (dingin), tetapi sekarang mereka sudah berani mengungkapkan pandangan, seperti terlihat saat ketika pemilihan Ketua Pegawai BI, mereka berkampanye untuk mendukung seseorang," katanya. Menurut wanita kelahiran Jakarta 1949 itu, kebekuan dalam organisasi terkait dengan informasi."Selama ini banyak informasi di organisasi yang tidak saling berbagi, sehingga masing-masing jajaran di organisasi hanya mengurusi dirinya sendiri," kata lulusan Universitas Indonesia, Master Ekonomi Politik, dan PhD Ilmu Ekonomi dari Boston University, Amerika Serikat itu. "Buku ini membentuk 'knowledge management' di BI, dan juga dapat diimplementasikan ke institusi lain," katanya. Dalam buku itu, Miranda juga bercerita perlunya berbagi pengetahuan termasuk membangun jejaring. Ia juga menekankan bahwa terdapat tiga nilai utama dalam manajemen, yaitu "mendengar", "belajar", dan "berubah". Buku yang dibalut dengan sampul tebal (hard cover) tersebut diberi pengantar oleh Menristek Kusmayanto Kadiman. Konsultan manajemen Reinald Khasali mengatakan, "BI saat ini tampak lebih berbeda, dari yang dulu terlihat kaku dan konservatif. Sekarang teman-teman di BI lebih bersahabat," katanya.(*)