Jakarta (ANTARA) - Terapi seni bisa menjadi cara mengoptimalkan potensi anak autis, ini mendasari Panorama Foundation mengadakan gerakan sosial Travel for Change dalam memperingati Hari Anak Nasional pada 23 Juli silam.

Panorama Foundation dalam keterangan resmi, Selasa, mengatakan Travel for Change bekerja sama dengan Rumah Autis dan Museum MACAN, mengajak anak-anak dari Rumah Autis Jakarta, Bogor, dan Depok untuk beradu kreativitas di Museum MACAN pada 27 Juli lalu.

Dipandu oleh Fairuz N. Izzah, penulis buku "Lessons of Friendship" dan Ruben Rotty pemenang medali perak dari ASEAN Autism Games 2019, mereka diajak untuk berkreasi untuk menuangkan potensi kreativitasnya.

“Kami melihat masih banyak anak-anak di Indonesia dipandang sebelah mata karena berbagai kekurangan mereka. Berbekal semangat Hari Anak Nasional, kami berkeinginan untuk mengajak publik untuk mengenal lebih dekat potensi-potensi mereka dan menyadari bahwa anak-anak berkebutuhan khusus juga dapat berprestasi”, Jelas AB Sadewa, Ketua Panorama Foundation, dalam keterangan resmi.

Travel for Change didukung juga oleh Panorama Destination dan White Horse Deluxe Coach dalam misi kedua Travel for Change.

Setiap anak memiliki potensi yang bisa dikembangkan, hal ini juga berlaku bagi anak-anak berkebutuhan khusus seperti autis.

Seni bisa jadi sarana mengeksplorasi kreativitas anak autis.

Tak cuma itu, berbagai terapi lain bisa diterapkan tergantung pada kebutuhan anak.

Ada Bach Flower Remedies, sistem penyembuhan emosi dari energi bunga sebagai terapi pilihan untuk menyeimbangkan emosi anak. Orangtua juga bisa mengajak anak mengikuti kelas yoga khusus yang bisa membantu melepas rasa stres hingga menguatkan bagian tubuh anak.


Baca juga: Museum MACAN akan pamerkan karya Xu Bing

Baca juga: Ngabuburit unik: berburu spot Instagrammable

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019