Waktu air menghempas, air itu lewat di atas saya. Karena kuatnya hempasan itu, pelukan saya hampir lepas.
Palu (ANTARA News) - Jumat (28/9) sore itu, panitia festival kebudayaan dan seni bertajuk Festival Palu Nomoni III sedang memeriahkan Hari Ulang Tahun ke 40 Kota Palu.

Rencananya, Jumat malam pukul 19.30 Wita Festival Palu Nomoni III dibuka secara resmi oleh Menteri Pariwisata dan dihadiri ribuan undangan untuk pejabat, tokoh, dan masyarakat umum.

Event tahunan pariwisata Kota Palu itu sekaligus dirangkai dengan Hari Habitat Dunia. Kota Palu dipilih sebagai tuan rumah pelaksanaan hari habitat internasional itu.

Dua pelaksanaan event ini menghadirkan tamu-tamu dari kabupaten seluruh Sulawesi Tengah, sejumlah provinsi lain, pejabat kementerian serta tamu luar negeri.

Seperti dua kali Festival Palu Nomoni sebelumnya, festival kali ini kembali dipusatkan di Teluk Palu, teluk yang elok dikelilingi panorama bukit, pegunungan, sungai serta jembatan lengkung yang menghubungkan dua daratan Kota Palu, Palu Barat dan Palu Timur.

Menjelang petang seluruh kekuatan panitia dikerahkan pemerintah kota untuk menyukseskan Palu Nomoni sebagai kegiatan yang diharapkan menyedot perhatian wisatawan nusantara dan asing.

"Sore itu seluruh perwakilan kelurahan sedang menuntaskan penataan kawasan soki-soki. Saya ikut mengawasi persiapannya," kata Asisten II Sekretariat Kota Palu Imran Lataha.

 
Ilustrasi - Sedimentasi Muara Sungai Warga melintas di atas sedimentasi lumpur dan pasir yang memenuhi muara sungai di bawah jembatan kuning Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (18/3). Sedimentasi muara sungai itu dikhawatirkan berakibat bencana pada musim hujan jika tak segera dikeruk karena volume cukup tinggi. (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)


Soki-soki adalah kawasan yang di dalamnya dibangun miniatur kampung Kaili yang menghadirkan nuansa rumah dan menu makanan tradisional Kaili tempo dulu. Kawasan ini terletak di kaki Jembatan Palu IV bagian timur.

Di tempat ini para perwakilan 46 kelurahan sedang ramai membenahi tempat yang menjadi tanggungjawabnya masing-masing. Namun sayang, sebelum semuanya digunakan, gempa dan tsunami pun menyapu bersih tempat itu.

"Begitu gempa, saya lihat semua orang sudah kocar-kacir. Saya langsung naik ke jembatan mengamankan diri karena saya kuatir akan ada tsunami," kata Imran.

Tidak seberapa lama dirinya berdiri di ujung jembatan bagian timur, suara gemuruh muncul. Ternyata ombak besar menggunung menepi ke bibir pantai. Saat itu Imran langsung memeluk erat salah satu pagar besi jembatan.

"Waktu air menghempas, air itu lewat di atas saya. Karena kuatnya hempasan itu, pelukan saya hampir lepas," katanya.

Menurut Imran, jembatan lengkung yang panjangnya 250 meter itu roboh karena dihempas air. Pada saat bersamaan jembatan masih dalam posisi bergetar dan mengalami goyangan akibat gempa. Pada kondisi seperti itulah air laut memukul jembatan yang memiliki lebar 7,5 meter itu hingga akhirnya roboh.

"Waktu pukulan tsunami pertama, jembatan itu sudah roboh. Tapi masih ada sebagian yang tersisa. Pada tsunami kedua baru kemudian roboh semua. Saya saksikan bagaimana jembatan itu roboh setelah dihantam air," katanya.


 
Suasana jembatan kuning yang ambruk akibat gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9/2018). Dampak dari gempa 7,7 SR tersebut menyebabkan sejumlah bangunan hancur dan sejumlah warga dievakuasi ke tempat yang lebih aman. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/pras.



Seingat Imran, pada peristiwa gempa dan tsunami tersebut ada sekitar 12 orang yang bertahan di ujung jembatan bagian timur. Mereka semuanya selamat meski sempat dihantam air.

Imran tidak mengalami luka parah. Ia hanya mengalami gangguan pada pergelangan kaki kirinya. Namun sudah dapat digerakkan setelah mendapat perawatan.

Detik-detik robohnya Jembatan Palu IV juga sempat diabadikan oleh seorang netizen. Video itu kini banyak beredar luas di masyarakat.

Dalam video itu, terlihat jelas robohnya jembatan kebanggaan warga Palu itu. Masih tersisa sepotong dari jembatan itu, namun air besar kembali menghantam hingga akhirnya video netizen mati seketika.

"Saya juga lihat orang yang merekam video jembatan itu. Dia juga selamat dengan saya," kata Imran.

Jembatan Palu IV merupakan salah satu ikon wisata Kota Palu. Jembatan yang diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Mei 2006 itu merupakan jembatan lengkung pertama di Indonesia dan ketiga di dunia setelah sebelumnya dibangun di Jepang dan Perancis.


 
Perayaan Tahun Baru Palu Ratusan kembang api ditembakkan ke udara di dekat Jembatan Kuning yang menjadi ikon Kota Palu pada malam pergantian tahun di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (1/1) dinihari. Perayaan pergantian tahun di Palu secara khusus dan Sulawesi Tengah secara umum berlangsung aman dan lancar meskipun aparat menetapkannya dalam kondisi siaga satu. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/foc/16.



Panjang jembatan ini mencapai 250 meter dan lebar 7,5 meter dengan tinggi 20,2 meter pada lengkungan paling tinggi dari badan jembatan.

Dari kejauhan apalagi dari udara, jembatan ini sudah tampak mencolok. Bentuknya lengkung dan warna cat kuning menyala. Pada malam hari, jembatan ini melengkapi nuansa pemandangan malam di tepi pantai Kota Palu.

Jembatan ini semakin eksotis terutama pada malam hari karena terpapar lampu sorot berwarna-warni hampir semua sudut dan lengkungannya.

Pada ujung bawah jembatan baja ini terdapat jalan yang melingkar terhubung ke jalan lainnya. Satu di sisi barat dan satu di sisi timur.

Jembatan yang dibangun pada era pemerintahan Gubernur Aminuddin Ponulele dan Wali Kota Palu Rusdy Mastura ini menjadi kebanggaan warga Palu sehingga sering kali diabadikan dalam foto baik dari atas jembatan maupun dari kejauhan.

Tidak jarang pasangan muda-mudi, karib kerabat dan keluarga berfoto di sekitar pantai dengan latar belakang jembatan Palu IV.

Karena demikian menariknya jembatan ini, sehingga pada setiap momentum seremonial kegiatan yang dilakukan pemerintah, seperti seminar, simposium dan rakor, jembatan Palu IV sering kali dijadikan foto latar belakang panggung.

Bahkan ada yang menjadikan foto jembatan Palu IV sebagai sampul buku. Jembatan dengan konstruksi baja ini juga kerap menghiasi dinding facebook warga Palu.

Jembatan ini menyediakan dua tempat untuk pengunjung yang ingin bersantai sekadar berfoto dengan latar belakang muara, laut dan teluk serta sungai yang memanjang dari selatan ke utara.

Dua tempat itu tepat berada di tengah-tengah lengkungan jembatan. Tempat ini terhubung oleh trotoar bagi pejalan kaki di sisi kiri dan kanan jembatan.

Gempa dan tsunami yang mengoyak Kota Palu, Donggala dan Kabupaten Sigi mengakhiri seluruh kisah tentang jembatan Palu IV yang dibangun dengan anggaran daerah puluhan miliar itu.*

Baca juga: PUPR percepat perbaikan Jembatan Kuning Palu

 
 

Pewarta: Adha Nadjemudin
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018