Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) menerapkan tiga strategi untuk mendorong pertumbuhan kredit diatas industri.

Wakil Direktur Utama BNI, Herry Sidharta, mengatakan, strategi pertama, pihaknya menggali potensi pasar pembiayaan BUMN dengan fokus pada proyek infrastruktur dan sektor industri yang memiliki risiko rendah dan terkontrol.

"Selanjutnya, kami mengoptimalkan jaringan dan gerai untuk mampu menggarap potensi pasar yang ada. Kami juga menggali potensi jejaring pasokan debitur korporasi untuk menangkap potensi debitur baru," ujar Sidharta, saat jumpa pers, di Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan, penyaluran kredit BNI ke sektor perbankan bisnis menjadi yang utama dengan komposisi 78,3 persen dari total kredit atau sebesar Rp329,75 triliun, tumbuh 13,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp289,47 triliun.

Pada sektor perbankan bisnis itu, kredit BNI disalurkan ke segmen korporasi sebesar 23,6 persen dari total kredit, kredit BUMN 19,4 persen, lalu ke segmen menengah 16,1 persen, dan segmen kecil 12,8 persen.

"Untuk meningkatkan penyaluran kredit ke segmen korporasi, kami fokus pada pembiayaan proyek infrastruktur dan BUMN serta pembiayaan sektor berisiko rendah, di antaranya pertanian dan perkebunan. Kami juga tidak ekspansi ke sektor yang berisiko cukup tinggi karena faktor eksternal, di antaranya pertambangan," ujar dia.

Adapun strategi yang disiapkan BNI dalam mengoptimalkan penyaluran kredit ke segmen menengah yaitu dengan mengoptimalkan debitur-debitur segmen menengah yang merupakan jejaring pasokan pembiayaan debitur korporasi.

Bank plat merah tersebut juga meningkatkan kualitas monitoring pembiayaan kredit segmen menengah melalui pemberian kewenangan pimpinan wilayah.

"Sementara itu, penguatan kredit pada segmen kecil dilakukan dengan mengoptimalkan jaringan melalui penetapan gerai sebagai cabang sepenuhnya dan juga fokus pada pembiayaan Kredit Usaha Rakyat," kata dia.

Disamping kredit ke sektor perbankan bisnis, BNI juga mengucurkan pembiayaan ke sektor bisnis konsumer yang teralokasikan sebesar 16,3 persen dari total kredit atau sebesar Rp68,53 triliun, tumbuh 9,2 persen diatas realisasi periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 62,73 triliun. Kredit ke sektor perbankan konsumer terutama mengalirkan Kredit Kepemilikan Rumah (BNI Griya), Kartu Kredit, dan Fleksi.

"Pertumbuhan ini diraih dengan dua strategi utama, yaitu optimalisasi potensi pembiayaan melalui produk pembayaran gaji nasabah dari debitur institusi dan melalukan optimalisasi penjualan silang," ujar Sidharta.

Penyaluran kredit BNI hingga akhir Kuartal III 2017 sebesar Rp 421,41 triliun atau tumbuh 13,3 persen diatas realisasi kredit pada periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp 372,02 triliun.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017