London (ANTARA News) - Tes darah yang mengungkapkan apakah seseorang berisiko diabetes setidaknya beberapa tahun sebelum gejala muncul telah dikembangkan.

Dengan mengukur tingkat dari lima penanda dalam darah, para dokter bisa memprediksi awal munculnya diabetes tipe 2.

Itu bisa berlaku sebagai peringatan dini bagi mereka yang paling berisiko, memberi mereka waktu untuk memperbaiki pola makan atau mengubah gaya hidup mereka.

"Penemuan ini bisa memberi pengertian dalam jalan metabolisme yang diubah sangat dini dalam proses yang mengantar ke diabetes," kata Dr. Thomas Wang, yang mengembangkan tes, seperti dikutip Daily Mail.

"Penemuan itu juga meningkatkan kemungkinan bahwa, dalam individu terpilih, pengukuran ini bisa mengidentifikasi mereka yang berada dalam risiko tertinggi dari berkembangnya diabetes sehingga ukuran pencegahan itu bisa dibentuk."

Diabetes muncul saat pankreas tidak mampu memproduksi cukup insulin - hormon yang mengendalikan gula darah- atau saat insulin tidak bekerja dengan benar.

Dr. Wang dan koleganya dari Massachusett General Hospital melihat sampel darah historis yang diambil dari 189 penderita diabetes sebelum mereka menunjukkan gejala penyakit itu dan dibandingkan dengan darah dari 189 orang sehat.

Setelah mengukur tingkat dari 61 metabolit -dengan produk dari metabolisme- mereka menemukan lima asam amino yang lebih tinggi dalam orang yang menderita diabetes.

Beberapa penanda ini sebelumnya terlihat lebih tinggi dalam orang yang mengalami obesitas atau daya tahan insulin.

Saat para peneliti melihat pada orang-orang yang paling mungkin mengembangkan diabetes tipe 2, misalnya mereka yang kelebihan berat badan atau yang memiliki sejarah keluarga penderita diabetes. Para peneliti menemukan bahwa mereka yang memiliki level tertinggi dari penanda lima kali lebih mungkin menderita penyakit itu daripada mereka yang memiliki level terendah. Hasil penelitian itu dipublikasikan dalam jurnal "Nature Medicine".

Victoria King, kepala riset di Diabetes UK, mengatakan diagnosa dini dan penanganan efektif penting untuk mengurangi risiko komplikasi seperti panyakit jantung, stroke, gagal ginjal dan kebutaan.

"Riset ini bisa mengantar kepada cara untuk membantu kami mengidentifikasi mereka yang berisiko, sebaik memberi kami pengertian baru dalam bagaimana dan kenapa diabetes tipe 2 berkembang," kata dia.
(ENY)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011