Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M. Faqih mengharapkan agar layanan telemedisin nantinya tidak hanya bisa digunakan untuk pendaftaran layanan vaksinasi COVID-19 di sentra- sentra vaksinasi massal tapi juga di semua fasilitas kesehatan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Ia yakin dengan bantuan teknologi yang dimiliki pengembang aplikasi telemedisin, maka proses pendaftaran hingga penerimaan vaksin COVID-19 untuk masyarakat Indonesia bisa terlaksana lebih cepat.

“Saya yakin kalau telemedisin diberi peran menghubungkan antara yang mau disuntik dengan fasilitas pelayanan yang ada baik swasta maupun pemerintah akan bisa terhubung lebih mudah. Cukup untuk pendaftaran dan terhubung dengan fasilitas kesehatan manapun itu bisa dilakukan. Barangkali pemerintah bisa mendorong ke arah sana,” kata dokter Daeng dalam konferensi pers virtual bersama awak media, Kamis.

Baca juga: Selain COVID-19, konsultasi ibu dan anak mendominasi telemedisin

Saat ini memang dominasi layanan telemedisin atau para pengembang aplikasi untuk membantu percepatan vaksinasi COVID-19 rata- rata diarahkan ke sentra-sentra vaksinasi.

Sentra vaksinasi umumnya melakukan pemberian vaksin COVID-19 untuk masyarakat secara massal sehingga memang membutuhkan pengaturan yang baik dan teratur agar bisa sesuai dengan penerapan protokol kesehatan yang berlaku khususnya terkait menjaga jarak serta mencegah kerumunan.

Dokter Daeng menyampaikan keyakinannya jika akses layanan telemedisin bisa menjangkau hingga ke tingkat fasilitas kesehatan terdekat seperti puskesmas maka semakin banyak potensi masyarakat tertarik untuk divaksin karena makin banyak kemudahan akses yang diberikan untuk mendapatkan vaksin memperkuat imun tubuh dari serangan virus SARS-CoV-2 itu.

“Jadi pendaftaran vaksinasi ini bisa dilakukan dengan mudah kalau terkoneksi dengan fasilitas- fasilitas pelayanan kesehatan ini. Fasilitas kesehatan di Indonesia ini ada banyak, rumah sakit saja yang terdata itu ada 3000. Lalu ini puskesmas ada sekitar 1000 belum dihitung puskesmas pembantu dan posyandu. Belum lagi jika yang rumah sakit swasta juga dihitung tentu ini akan ada puluhan ribu. Jadi jika tempat- tempat pelayanan kesehatan ini dimanage untuk pemberian vaksinasi (COVID-19) maka masalah pelaporan dan pencatatan bisa menggunakan aplikasi dari telemedisin dan mempercepat proses vaksinasi di Indonesia,” kata Daeng.

Hingga Kamis (22/7) tercatat 42,2 juta penduduk di Indonesia sudah menerima vaksin COVID-19 dosis 1, sementara untuk dosis 2 tercatat sudah ada sebanyak 16,7 juta penduduk yang menerimanya.

Diharapkan di akhir tahun 2021, sebanyak 208,2 juta penduduk di Indonesia sudah bisa menerima vaksin COVID-19 sehingga kekebalan komunitas dapat tercipta dan penyebaran virus SARS-CoV-2 bisa terkendali.

Baca juga: IDI: Telemedisin jadi solusi di hulu dan hilir penanganan COVID-19

Baca juga: Telemedisin hingga WhatsApp grup bisa bantu pantau pasien isoman

Baca juga: Telemedisin dan obat gratis pasien isoman diperluas ke Bodetabek


Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021