Jakarta (ANTARA) - Seorang anggota delegasi Olimpiade Tokyo dari Nigeria menjadi pengunjung pertama yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19, saat Jepang tengah berjuang membendung jumlah kasus yang meningkat satu pekan jelang pembukaan ajang multievent dunia tersebut.

Delegasi tersebut diketahui berusia 60-an dan bukan atlet. Ia dinyatakan positif terinfeksi COVID-19 setelah melakukan tes pada Kamis malam di bandara dan hanya memiliki gejala ringan, namun tetap harus dirawat di rumah sakit karena usia dan kondisi penyakit yang sudah ada sebelumnya, menurut laporan TV Asahi, dikutip dari Reuters, Jumat.

Sebelumnya, Komite Olimpiade Australia (AOC) mengatakan petenis Australia Alex de Minaur, peringkat 15 dunia, telah dinyatakan positif COVID-19 sebelum keberangkatannya ke Olimpiade Tokyo.

Impian pemain basket AS Bradley Beal menuju Olimpiade juga kandas ketika timnas bola basket AS, pada Kamis (15/7), mengumumkan bintang Washington Wizards itu akan melewatkan Olimpiade Tokyo setelah masuk dalam protokol COVID-19 di kamp pelatihan di Las Vegas. 

Baca juga: Petenis Australia Alex De Minaur positif terpapar COVID-19 
Baca juga: Bradley Beal diragukan tampil dalam Olimpiade karena protokol COVID-19 


Beberapa kasus COVID-19 yang muncul akhir-akhir ini melibatkan atlet dan orang-orang lain yang terlibat dalam Olimpiade Tokyo, yang akan dimulai pada 23 Juli, di tengah meningkatnya kasus di Tokyo, dan para ahli memperingatkan kemungkinan yang lebih buruk akan terjadi.

Tokyo berada di bawah keadaan darurat COVID-19, tetapi sebagian besar langkah untuk menekan penyebaran virus tersebut bersifat sukarela dan banyak orang mengaku sudah bosan mematuhinya.

"Kami sangat kecewa dengan kondisi Alex (De Minaur)," kata Chef de Mission Australia Ian Chesterman, Jumat.

"Dia mengatakan bahwa hatinya hancur, tidak bisa datang ... tetapi dia telah mendoakan yang terbaik untuk seluruh tim," tambahnya. 

De Minaur telah melakukan tes dua kali dan dinyatakan positif COVID-19 di Spanyol, sebelum dia dijadwalkan terbang ke Jepang, menurut Kepala Petugas Medis AOC David Hughes.

Penyelenggara telah menjanjikan bahwa Olimpiade, yang ditunda tahun lalu karena pandemi, akan berjalan dengan "aman dan terjamin", dan akan memberlakukan tes yang ketat serta pembatasan aktivitas para delegasi untuk meredakan kekhawatiran masyarakat, yang sebagian besar ingin agar Olimpiade Tokyo dibatalkan atau ditunda lagi. 

Baca juga: Andy dan Jamie Murray siap berlaga dalam Olimpiade Tokyo 
Baca juga: Sekjen PBB tidak berencana hadiri Olimpiade Tokyo 


Sementara itu, Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach, pada Kamis, mengatakan "nol" risiko peserta Olimpiade menularkan COVID-19 ke warga Jepang, ketika jumlah kasus mencapai level tertinggi selama enam bulan di kota tuan rumah Olimpiade itu.

Namun, peraih medali emas Olimpiade yang kini menjadi Kepala Badan Olahraga Jepang Koji Murofushi mengatakan penyelenggara Olimpiade membutuhkan fleksibilitas dan pengambilan keputusan yang cepat dalam bereaksi terhadap penyebaran COVID-19.

"Mungkin saja setelah Olimpiade dimulai, akan ada situasi di mana kita perlu menambahkan langkah-langkah untuk mencegah penyebaran virus. Dan jika itu masalahnya, maka kita harus cukup fleksibel untuk bertindak cepat," kata Murofushi (46) peraih medali emas dan perunggu dalam cabang lempar palu.

Olimpiade Tokyo akan digelar tanpa penonton di sebagian besar tempat, dan para pejabat mendesak masyarakat untuk tinggal di rumah dan menonton dari televisi.

Bach meminta Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga untuk mempertimbangkan kehadiran penonton di Olimpiade Tokyo jika situasi pandemi virus corona membaik. 

Baca juga: Kurang dari 1.000 tamu VIP akan hadiri pembukaan Olimpiade Tokyo 
Baca juga: Ratusan kuda diterbangkan ke Tokyo untuk Olimpiade 
Baca juga: Tim pengungsi Olimpiade tunda ke Jepang karena kasus COVID-19 

 

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021