Garam dianjurkan 5-6 gram sehari
Jakarta (ANTARA) - Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PERHI) mengemukakan mengurangi konsumsi garam dapat menurunkan risiko hipertensi serta berbagai penyakit yang ditimbulkan faktor darah tinggi.

"Garam dianjurkan 5-6 gram sehari. Tapi dalam praktiknya kita tidak bisa menghitung kadar garam yang dikonsumsi sehari-hari, sehingga untuk menguranginya kurangilah konsumsi garam sedapat mungkin," kata Ketua PERHI, Erwinanto, dalam acara Media Briefing Hari Hipertensi Sedunia 2021 yang ditayangkan secara daring, Kamis.

Erwinanto mengatakan upaya mengurangi kadar garam dalam tubuh bisa dilakukan dengan mengonsumsi makanan sehari-hari tanpa garam.

Selain itu, diet sehat juga dapat menurunkan hipertensi, termasuk dengan cara mengonsumsi banyak sayur, banyak kuah, dan sedikit lemak jenuh serta sedikit gula.

Dikatakan Erwinanto, olahraga secara teratur 30 menit per hari minimal 5 hari dalam sepekan juga dapat mencegah seseorang terkena hipertensi.

"Kita juga perlu turunkan berat badan supaya upaya itu lebih efektif. Target lingkar pinggang orang Asia laki-laki kurang 90 sentimeter dan wanita 80 sentimeter. Ini usaha untuk ukur faktor risiko," katanya.

Baca juga: Kontrol asupan garam demi cegah hipertensi

Baca juga: PERHI: Obat hipertensi tidak memperparah kesakitan akibat COVID-19


Selain itu, kata Erwinanto, masyarakat juga perlu menghindari atau meninggalkan kebiasaan merokok.

Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah 140 per 90 mmHg atau lebih merupakan masalah kesehatan yang tidak hanya menonjol di Indonesia, tapi juga di dunia.

Ada dua hal penyebabnya, pertama penyandang hipertensi itu jumlahnya sangat banyak, diperkirakan 60 persen dari mereka yang berusia di atas 60 tahun adalah penyandang hipertensi.

Kedua, katanya, masalah hipertensi menetap dalam waktu dekade. "Jumlahnya tidak turun-turun. Dari 2007 dan 2018 atau selama satu dekade, penyandang hipertensi di Indonesia sebesar 34 persen," katanya.

Di Amerika yang merupakan negara yang sangat maju, kata dia, selama tiga dekade tidak ada kecenderungan turun, justru meningkat. "Hipertensi berkontribusi kedua terbesar terjadinya gagal ginjal setelah diabetes," katanya.

Baca juga: Asupan garam berlebih turunkan imun, bagaimana cara menguranginya?

Baca juga: Waspada sering berkemih malam, tanda hipertensi

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021