Brasilia (ANTARA) - Wabah COVID-19 di Brazil telah menyebabkan 251.498 orang meninggal, Kementerian Kesehatan melaporkan pada Kamis (25/2).

Negara itu melaporkan 1.541 kematian dalam 24 jam terakhir --jumlah kematian harian tertinggi kedua sejak pandemi melanda negara itu setahun yang lalu.

Pada Kamis, juga dilaporkan ada 65.998 kasus baru virus corona.

Dengan demikian, negara Amerika Selatan itu hingga kini telah mencatat 10.390.461 kasus COVID, yang menjadi catatan terburuk ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan India dalam hal jumlah kasus.

Kematian akibat COVID di Brazil juga merupakan catatan terburuk kedua di dunia.

Menteri Kesehatan Eduardo Pazuello kepada wartawan mengatakan Brazil sedang menghadapi tahap baru pandemi dengan varian virus yang tiga kali lebih menular.

Baca juga: Brazil catat 204 kasus beberapa varian COVID-19

Baca juga: Menkes Brazil sebut virus COVID varian Amazon tiga kali lebih menular


Pazuello mengatakan Brazil telah mendistribusikan 13 juta hingga 14 juta dosis vaksin dan pemerintah berencana sudah bisa memvaksin setengah dari 210 juta penduduk negara itu pada pertengahan tahun.

Brazil sedang menjalankan perundingan untuk mendapatkan semua vaksin yang bisa dibelinya.

Kongres sedang mempertimbangkan untuk mengeluarkan undang-undang yang memungkinkan pemerintah membeli vaksin dari Pfizer Inc serta dari anak perusahaan Johnson & Johnson, Janssen, kata Pazuello.

Sejauh ini, Brazil telah menggunakan vaksin AstraZeneca Plc yang dikembangkan dengan Universitas Oxford, namun sebagian besar vaksin yang telah digunakan di negara itu adalah Coronavac buatan Sinovac Biotech Ltd. China.

Presiden Brazil Jair Bolsonaro, seorang populis sayap kanan yang menentang pemberlakuan karantina wilayah dan menyatakan dirinya tidak mau vaksin COVID-19, telah dihujani kritik atas caranya menangani virus dan lambatnya program vaksinasi.

Sumber: Reuters

Baca juga: Brazil izinkan penggunaan darurat vaksin COVID uji luar negeri

Baca juga: Venezuela akan kirim lebih banyak oksigen ke Brazil karena COVID-19

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2021