Tidak dapat disangkal bahwa perubahan iklim sudah menimpa kita dan telah menghancurkan kehidupan dan ekonomi. Kita harus beradaptasi dengan iklim kita yang berubah, dan kita harus melakukannya sekarang,
Jakarta (ANTARA) - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson  meluncurkan koalisi pada konferensi perubahan iklim tentang adaptasi dan ketahanan yang digelar untuk pertama kalinya, di mana Pemerintah Indonesia turut bergabung.

Dalam keterangan tertulis Kedutaan Besar Inggris di Jakarta yang diterima Jumat, Presiden Joko Widodo dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar turut bergabung dalam pertemuan terkait upaya adaptasi terhadap perubahan iklim, yang berarti mengantisipasi dampak merugikan dari perubahan iklim dan menentukan serta mengambil tindakan yang tepat untuk mencegah maupun meminimalisir risiko yang dapat ditimbulkan.

“Tidak dapat disangkal bahwa perubahan iklim sudah menimpa kita dan telah menghancurkan kehidupan dan ekonomi. Kita harus beradaptasi dengan iklim kita yang berubah, dan kita harus melakukannya sekarang,” ujar PM Johnson.

Baca juga: PBB, sejumlah negara sesalkan keputusan AS keluar Perjanjian Paris
Baca juga: Gelora muda Indonesia suarakan #ClimateActionNow


Dia menjelaskan bahwa koalisi itu akan bekerja untuk mengubah komitmen politik internasional yang dibuat melalui Seruan Aksi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Adaptasi dan Ketahanan, untuk menjadi dukungan di lapangan untuk komunitas yang rentan.

Berbagai dampak perubahan iklim disebut telah melanda berbagai sudut dunia, seperti kebakaran hutan di Australia, siklon di Mozambik, dan tak terlepas banjir yang juga terjadi di Indonesia. Langkah-langkah adaptasi terhadap perubahan iklim pun menjadi penting di kala dunia berusaha menghindari dampak terburuk.

Adapun pihak Indonesia, dalam konferensi tersebut, mencetuskan kampanye penanaman bakau untuk meningkatkan ketahanan ekosistem dan lahan di Indonesia. Program itu menargetkan restorasi atau penciptaan 600,000 hektar hutan bakau di seluruh Indonesia.

Inisiatif tersebut, serta sejumlah komitmen lain yang dibuat dalam gelaran itu, disambut baik oleh PM Inggris.

Adapun Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins, turut menyambut koalisi tersebut sebagai inisiatif besar, termasuk keterlibatan Indonesia di dalamnya.

“Indonesia dapat memposisikan diri sebagai pemimpin dunia dalam hal adaptasi.” Ujarnya.

Upaya untuk beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim, guna melindungi manusia dan alam, baru-baru ini juga diserukan oleh ribuan ilmuwan dalam laporan dari Pusat Adaptasi Global (GCA) pekan lalu.

Dikutip dari Reuters, para ilmuwan dari hampir 120 negara itu mendesak gerakan global yang jauh lebih besar untuk adaptasi karena “apabila kita tidak meningkatkan upaya dan beradaptasi sekarang, akibatnya akan terjadi kemiskinan yang meningkat, kekurangan air, hilangnya pertanian, dan lonjakan migrasi dengan banyak korban jiwa manusia.”

Baca juga: Menteri LHK harap pemanfaatan EBT meningkat hingga 50 persen di 2050
Baca juga: PM Selandia Baru akan umumkan keadaan darurat iklim


Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021