Kawasan objek wisata religi Banten Lama yakni Kesultanan Banten (KKB) yang berada di Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Selasa, terlihat sudah menerapkan protokol kesehatan seperti adanya posko pemeriksaan suhu tubuh di gerbang pintu utama
Serang (ANTARA) - Menghadapi libur panjang dan cuti bersama peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan cuti bersama pada 28 sampai 1 November 2020, sejumlah objek wisata di Banten siap mematuhi protokol kesehatan (prokes) dalam upaya mengantisipasi adanya klaster baru penularan COVID-19.

Pantauan di salah satu kawasan objek wisata religi Banten Lama yakni Kesultanan Banten (KKB) yang berada di Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Selasa, terlihat sudah menerapkan protokol kesehatan seperti adanya posko pemeriksaan suhu tubuh di gerbang pintu utama.

Kemudian, terpasang tempat pencuci tangan portable, spanduk imbauan dengan tulisan "Kawasan Wajib Memakai Masker" dan marka jaga jarak.

"Kalau untuk persiapan khusus menghadapi libur kita tidak ada, karena saat ini kita belum dapat surat tembusan dari pemerintah. Adapun untuk penerapan protokol kesehatan kita tetap melaksanakan dari pertama diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar​​ atau ​​​​​ PSBB," kata M Sabullah (49) salah seorang petugas objek wisata religi Banten Lama saat dikonfirmasi di Serang.

Kemudian, secara keseluruhan pihaknya sudah siap menyambut kedatangan para wisatawan pada saat libur panjang tahun ini. Satu di antara persiapannya itu dengan adanya posko-posko pengecekan protokol kesehatan di setiap pintu masuk kawasan wisata.

"Kalau masuk ke kawasan masjid Agung Banten tidak memakai masker atau saat di cek suhu tubuhnya melebihi dari 3.8 derajat, maka tidak boleh masuk. Kemudian wisatawan wajib memakai masker," katanya.

Selain menerapkan protokol kesehatan, pihaknya juga melakukan pembatasan jumlah wisatawan yang hanya 50 persen dari kapasitas kunjungan pada masa PSBB.

"Kita juga ada pembatasan jumlah pengunjung sesuai atuaran pada saat penerapan PSBB," kata dia.

Ia memprediksi lonjakan wisatawan tersebut akan terjadi lebih besar pada tanggal 29 Oktober sampai akhir pekan pada 1 November 2020.

"Kemungkinan lonjakan terjadi pada puncak liburan pada 29 Oktober atau di akhir pekan yang akan datang," katanya.

Untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan atau penumpukan wisatawan, pihaknya membuat rekayasa sistem dengan membuka dua jalur pintu masuk yang berbeda arah.

"Jadi dari 300 petugas kami itu dibagi-bagi kelompok, untuk mengamankan dan menertibkan wisatawan yang berkunjung ke sini," katanya.

Sementara itu di kawasan objek wisata Pantai Gope Karangantu Kota Serang, di gerbang pintu masuk utama belum ada pemeriksaan pengecekan suhu tubuh dari petugas yang berjaga. Namun demiikan untuk tempat pencuci tangan tersedia meski terlihat tidak terawat.

Di kawasan Pantai Gope tersebut, hanya terlihat petugas dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Serang dan peraonil Polisi Perairan dan Udara (Polairud) Polres Serang kota yang melakukan penjagaan.

"Kita tetap memberikan imbauan ke para pengunjung untuk menerapkan protokol kesehatan," kata Adul (38) salah seorang petugas di kawasa wisata di Pantai Ggope.

Ia mengaku, saat ini pihaknya hanya melakukan pemantauan wisatawan yang datang ke pantai gope, agar tidak terjadi penumpukan saat terjadi lonjakan pengunjung serta diimbau untuk menggunakan masker.

"Kalau kita tetap memberikan menghimbauan kepada pengunjung, tetapi karena petugas di sini sedikit terus jumlah pengunjung banyak jadi kewalahan. Makanya kadang susah mau melakukan pengecekan itu," demikian Adul.

#satgascovid19 #jagajarak #cucitangan #pakaimasker

Baca juga: Warga Banten di zona merah diingatkan perhatikan protokol kesehatan

Baca juga: Cegah penularan, wisata di Lebak-Banten ditutup saat libur panjang

Baca juga: Gubernur surati bupati se-Banten atasi penyebaran corona di desa

Baca juga: Objek wisata di Banten diminta perketat protokol kesehatan saat libur

Pewarta: Mulyana
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020