Jakarta (ANTARA) - Jamur Cordyceps diketahui memiliki sejumlah manfaat salah satunya meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Bagaimana cara terbaik mengonsumsinya?

"Paling baik diekstrak, karena dengan diekstraksi senyawa-senyawa lain yang mungkin kurang baik bisa dihilangkan sehingga yang didapatkan senyawa yang diperlukan," ujar Guru Besar Fakultas MIPA dan Pakar Biomolekuler Universitas Brawijaya, Prof. Widodo dalam Webinar, Rabu.

Ekstraksi sendiri terbagi dua cara yakni tradisional dan modern. Untuk proses tradisional biasanya dengan perebusan, sementara cara modern yakni mengekstraksi jamur dengan larutan organik.

"Proses ekstraksi macam-macam, ada yang tradisional, modern. Minimum diesktrak menggunakan air panas dalam perebusan, kalau di perusaaan modern bisa dengan ekstraksi dengan larutan organik," tutur Widodo.

Lalu, bolehkah jamur dikonsumsi dengan herbal lainnya?

"Idealnya herbal itu dimixing semakin baik, tetapi saya belum menemukan riset kalau (jamur Cordyceps) dicombine akan lebih baik atau tidak. Saya rasa konsumsi jamur ini tidak perlu dengan herbal lain," kata Widodo.

Dia mengingatkan, jamur Cordyceps Militaris relatif aman dikonsumsi untuk jangka panjang namun sebaiknya tetap memperhatikan dosisnya.

"Konsep herbal di samping aktivitasnya, kemanan, lalu dosisnya. Dosis yang dianjurkan harus dipatuhi. Untuk Cordyceps, karena sifat antviral, blocking gandaan material genetik sehingga dianjurkan tidak terlalu banyak, meskipun belum ada literatur yang menyatakan efek samping dengan dosis tertentu," tutur dia.

Selain untuk tingkatkan sistem kekebalan tubuh, apa manfaat lain jamur Cordyceps?

Widodo mengatakan, jamur ini memiliki beberapa bahan aktif dan bersifat sebagai immunodobulator, anti inflamasi, antivirus dan bisa mengobati gangguan pernapasan, termasuk antioksidan.

Berdasarkan prediksi melalui analisis bioinformatik, kandungan Adenosin dan Cordycepin dalam Cordyceps berpotensi sebagai antivirus dengan struktur mirip dengan Galidesivir, yakni antivirus yang disinyalir cocok untuk virus corona dan sudah melalui uji klinis fase pertama.

"Strukutrnya (Adenosin dan Cordycepin) menghambat, menganggu proses replikasi virus. Bahan-bahan aktif ini yang bisa bekerja sistemik untuk melakukan proses ketika tubuh kita imbalancing, sehingga sistem imun bisa terjaga baik," papar Widodo.

Jamur Cordyceps kini sudah tersedia dalam bentuk kemasan siap konsumsi. Medical Manager Kalbe Consumer Health, dr. Helmin Agustina Silalahi mengatakan, produk ini diperuntukkan untuk mereka yang berusia di atas 12 tahun.


Baca juga: Taiwan kembangkan jamur "cordyceps" di Indonesia

Baca juga: Jamur Cordyceps berpotensi lawan corona, bersiap diuji klinis

Baca juga: Tips pilih suplemen terbaik menurut pakar

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020