Jakarta (ANTARA) - Berolahraga atau melakukan latihan fisik tetap dianjurkan para pakar kesehatan sekalipun di bulan Ramadhan demi menjaga kesehatan tubuh. Hanya saja perlu diperhatikan intensitas dan waktunya.

Dokter spesialis kedokteran olahraga, Michael Triangto menyarankan Anda melakukannya sebelum berbuka puasa. Tetapi, jika Anda tak sempat, tidak apa-apa berolahraga setelah berbuka puasa, tetapi biasanya antara 1-2 jam jeda sebelum tidur atau setelah berbuka puasa saat perut tidak terasa kenyang.

Dengan begitu, lambung atau perut tidak terasa penuh dan mengganggu Anda pada saat melakukan latihan fisik.

Michael mengatakan, jika Anda memaksakkan diri berolahraga saat perut masih terasa penuh maka bisa berisiko membuat Anda mual dan muntah, apalagi jika intensitasnya berat bukannya ringan seperti yang disarankan.

Baca juga: Cara mudah agar tetap sehat dan bugar selama Ramadhan

Baca juga: Tips berpuasa lancar tanpa gangguan perut


"Karena itu, batasan waktu ini juga sebenarnya sifatnya relatif tapi lebih baik tetap diberi jeda 1-2 jam setelah makan," kata dia dalam diskusi daring, Sabtu (2/5) malam.

Dia mengingatkan intensitas olahraga saat Ramadhan hanya boleh ringan sampai sedang dan jenis latihannya bisa terdiri dari jenis olahraga aerobik dan anaerobik (latihan beban). Jenisnya beragam mulai dari sekedar jalan keliling rumah, keliling kompleks, bersepeda statis, bersepeda keliling kompleks, treadmill, berenang dan jalan di kolam renang.

"Latihan yang dilakukan hanya boleh intensitas ringan sampai sedang, saya lebih memilihkan olahraga sebelum berbuka puasa. Pada malam hari ada kemungkinan tubuh kita masih aktif karena bilamana berolahraga maka ada EPOC di dalam tubuh kita, itu tubuh menjadi tetap aktif dan terasa hangat," tutur dia.

Akibatnya, sambung Michael, Anda akan kesulitan tidur dan ini berisiko berdampak pada terlambatnya bangun sahur.

"Karena itu saya lebih suka melakukannya sebelum berbuka dan olahraganya juga tidak berat, waktunya tidak panjang, dan bilamana setelah berlatih kita merasa haus dan lapar, waktu untuk menunggu membatalkan puasa tidak terlalu panjang," papar dia.

Selain itu, pada saat tubuh melakukan puasa ada risiko mengalami dehidrasi dan olahraga berat berbahaya bagi tubuh karena akan menambah dehidrasi yang sudah ada dan kadar gula darah juga turun.

Baca juga: Dokter Persija ingatkan pentingnya olahraga dan makanan saat puasa

Baca juga: Jenis olahraga yang aman selama berpuasa Ramadhan

Baca juga: "Talk test", indikator kapasitas tubuh saat berolahraga

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020