Jakarta (ANTARA) - Seorang aktivis di Prancis Daniel Cohn-Bendit memperkirakan bahwa harga transfer Kylian Mbappe akan merosot tajam ketika pandemi virus corona mereda.

Bendit beralasan bahwa klub tak akan menggelontorkan banyak uang untuk Mbappe. Itu karena pandemi COVID-19 telah merusak keuangan klub.

Ini berdampak kepada kas klub dalam kemampuan mereka membeli pemain. Ia meyakini tak ada klub yang sanggup membayar Kylian Mbappe dengan mahal.

"Besok, Mbappe akan bernilai 35-40 juta euro (sekitar Rp587 miliar-671 miliar) saja paling mahal, bukan 200 juta euro (sekitar Rp3,35 triliun)," ujar Bendit seperti dikutip Marca pada Minggu (19/4).

Baca juga: Mbappe jalani pemeriksaan terkait virus corona

"Siapa yang sanggup membelinya? Bakal ada regulasi baru dan itu harus mencakup harga transfer bukan hanya batas gaji."

Bendit meyakini pandemi tersebut bakal merusak pendapatan para pesepak bola. Tak hanya soal gaji, mereka juga harus melihat ulang nilai kontrak iklan dan lainnya.

"Ini semacam organisasi ulang yang tidak hanya memengaruhi gaji pemain, tetapi juga hak citra mereka dan iklan," katanya.

Saat ini, Mbappe termasuk salah satu pemain termahal di dunia dan diperkirakan kepindahannya akan memecahkan rekor transfer. Namun, klub-klub di Eropa sekarang dalam kondisi keuangan yang buruk akibat pandemi global ini.

Baca juga: Jika bukan karena corona, Mbappe sudah hijrah ke Real Madrid

Mbappe saat ini menjadi salah satu pemain yang banyak diminati klub. Liverpool, Real Madrid dan Barcelona adalah beberapa klub yang berminat.

Mbappe sendiri pindah dari AS Monaco ke Paris Saint-Germain dengan nilai 200 juta euro sejak 2018, meski begitu angkanya masih belum bisa kalahkan nilai transfer Neymar yang mencapai 222 juta euro (sekitar Rp3,72 triliun) pada 2017 lalu.

Baca juga: PSG luncurkan platform pengumpulan dana untuk membantu lawan pandemi
Baca juga: PSG jual jersey khusus demi pahlawan kesehatan anticorona

Pewarta: Hendri Sukma Indrawan
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2020