Jakarta (ANTARA) - Nissan berencana memangkas biaya secara agresif untuk mengantisipasi penurunan penjualan tak terduga karena strategi ekspansionis yang diwarisi dari mantan pimpinannya Carlos Ghosn yang masih buron.

Produsen mobil terbesar kedua di Jepang itu akan memangkas setidaknya 4.300 pekerja kerah putih dan menutup dua manufakturnya, menurut Reuters mengutip beberapa orang yang akrab dengan rencana tersebut.

Langkah itu datang menyusul rencana mengembalikan bisnis ke lebih menguntungkan, termasuk menghilangkan beberapa lini mobil Nissan, serta memangkas karyawan di kantor pusat AS dan Eropa, juga mengurangi iklan serta anggaran pemasaran.

"Situasinya mengerikan. Ini perlu dilakukan atau mati," kata seseorang yang dekat dengan manajemen senior Nissan dan dewan perusahaan mengatakan kepada Reuters, dikutip Kamis.

Sebagian besar pemotongan yang direncanakan dan langkah-langkah untuk meningkatkan efisiensi disampaikan kepada dewan Nissan pada bulan November dan mendapatkan persetujuan.

Baca juga: Mantan petinggi Renault-Nissan jadi bos DS dan Citroen

Baca juga: Nissan bantah rumor akhiri aliansi dari Renault


Juru bicara Nissan Motor Co menolak untuk mengomentari langkah-langkah restrukturisasi baru atau pandangan bahwa penjualan yang lebih lemah dari perkiraan adalah katalis untuk perbaikan global.

Di bawah Ghosn, Nissan memulai ekspansi global, meningkatkan kapasitas untuk menambah model baru, mendorong lebih jelas ke pasar seperti India, Rusia, Afrika Selatan dan Asia Tenggara dan menghabiskan banyak uang untuk promosi dan pemasaran untuk mencapai target.

Sekarang, banyak dari mobil-mobil Nissan tidak mencapai target penjualan dan eksekutif di kantor pusat Nissan di Yokohama memperkirakan hingga 40 persen dari kapasitas produksi globalnya tidak digunakan, atau kurang digunakan.

Beberapa eksekutif khawatir bahwa Nissan, bagian dari aliansi dengan Renault dan Mitsubishi, dapat membukukan kerugian lain di bisnis pembuatan mobilnya pada kuartal terakhir tahun 2019--dan mungkin untuk semua operasinya di tahun yang berakhir pada Maret.

Pada Januari-Desember 2019, Nissan telah menjual 5.176.189 unit kendaraan, turun sekitar 8 persen dibanding periode sama tahun 2018 yang mencapai 5.653.700 unit.

Baca juga: Carlos Ghosn ramalkan Nissan bangkrut 2-3 tahun mendatang

Baca juga: Nissan siapkan 2.000 Leaf untuk Uber

Baca juga: Nissan sematkan teknologi e-4ORCE di mobil listrik


 
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020