Itu adalah pertandingan melawan tim yang sangat, sangat kuat, dan saya menyesal harus kalah
Jakarta (ANTARA) - Pelatih Inter Milan Antonio Conte menganggap Juventus berada pada level yang berbeda, setelah Nerrazzuri takluk 1-2 dari bekas timnya tersebut dalam pertandingan Liga Italia yang dimainkan pada Senin dini hari WIB.

"Tidak ada jalan pintas, mereka berada pada level yang berbeda, dan kami ingin berkembang sehingga kami dapat merapatkan selisih itu," kata Conte seperti dilansir laman resmi klub.

Inter gagal memperpanjang catatan enam kemenangan beruntunnya di Liga Italia, setelah Juve mengukir kemenangan melalui gol-gol Paulo Dybala dan Gonzalo Higuain di Stadion Giuseppe Meazza pada Senin dini hari. Inter hanya mampu membukukan satu gol melalui eksekusi penalti Lautaro Martinez.

Baca juga: Juve hentikan rekor tak terkalahkan Inter sambil rebut posisi puncak

Kekalahan itu juga membuat Inter harus kehilangan posisi di pucuk klasemen dan terlempar ke peringkat kedua. Juve kini memuncaki klasemen dengan keunggulan tipis satu poin atas Inter.

"Itu adalah pertandingan melawan tim yang sangat, sangat kuat, dan saya menyesal harus kalah. Terdapat peluang di kedua sisi lapangan, namun mereka mencetak gol, memanfaatkan semua senjata mereka dan memaksimalkan pengalaman mereka," tutur pria yang tiga tahun melatih di Juventus itu.

Pencetak gol semata wayang Inter, Martinez menelan pil pahit menyesali penampilan timnya yang kurang maksimal pada babak kedua.

"Pada babak kedua, sesuatu terjadi. Kami kesulitan dan sayangnya, mereka mencetak gol pada akhir pertandingan, dan kami tidak mampu menyamakan kedudukan," ujar pemain asal Argentina tersebut.

Tetapi, ia berjanji penampilan Inter akan membaik setelah jeda internasional. "Jika kami ingin bermain di level seperti itu (pada babak pertama), kami harus mengerjakan banyak hal. Semua orang yang bermain sejak awal atau sebagai pemain pengganti harus memberikan yang terbaik. Inilah cara untuk berkembang sebagai grup," ujar Martinez.

Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019