Jakarta (ANTARA) - Polisi Los Angeles (LAPD) meningkatkan pengamanan di bioskop-bioskop saat pemutaran film "Joker" di tengah meningkatnya kekhawatiran penegak hukum terkait kekerasan di film Warner Bros itu.

"Departemen Kepolisian Los Angeles sadar akan adanya kekhawatiran publik dan pentingnya sejarah yang diasosiasikan dengan penayangan perdana 'Joker'," kata wakil LAPD Josh Rubenstein dikutip Variety, Kamis (26/9).

Namun, Kepolisian LA mengaku belum menerima ancaman soal film dan meminta para penikmat sinema untuk tetap waspada.

Pada 2012, seorang penembak membunuh 12 orang dan melukai 70 orang lain saat pemutaran tengah malam penayangan perdana film "The Dark Knight Rises" di Aurora, Colorado.

Baca juga: Diprotes, "Joker" tak akan tayang di bioskop Aurora, AS

Sejumlah anggota keluarga korban menyampaikan kekhawatiran soal film "Joker". Dalam "Joker", aktor Joaquin Phoenix memerankan karakter seorang penyendiri yang depresi dan gagal jadi stand up komedian. Dia lantas memprovokasi amukan massa dengan kekerasan.

Beberapa kritikus telah menyuarakan keprihatinan tentang pendekatan film yang menggambarkan kekerasan. Film seperti itu tampaknya terinspirasi sebagian besar oleh film-film pada periode1970-an seperti "Taxi Driver".

Sementara, studio yang memproduksi "Joker", pada Selasa (24/9), mengatakan film itu bukan "mendukung kekerasan dunia nyata dalam bentuk apa pun."

Baca juga: Sutradara pastikan "Joker" terpisah dari DC Universe

Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019