Batam (ANTARA News) - Kongres Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) XVI di Batam kembali ricuh saat sidang laporan pertanggungjawaban ketua Pengurus Besar (PB) Hery Haryanto Azumi di Batam, Jumat sore. Kericuhan dipicu perbedaan pendapat, beberapa pihak menginginkan laporan pertanggungjawaban Korps Perempuan (Kopri) PMII disatukan dengan laporan PMII, beberapa anggota Kopri menolaknya. Dua kelompok yang berbeda pendapat itu maju ke depan podium sambil berteriak, saling menghampiri. Beberapa di antaranya mencoba memukul, namun meleset. Mahasiswa yang bersitegang mencoba menaiki podium. Khawatir menjadi amukan anggota PMII lain, sekitar 10 orang dari PB PMII yang duduk di atas podium berlari ke luar ruangan. Peserta sidang lainnya membacakan shalawat untuk menyejukkan suasana, disambung lagu Indonesia Raya, namun para mahasiswa tetap saling berteriak. Seorang peserta sidang mencoba melempar kursi, namun dicegah beberapa sahabat PMII. Kericuhan dimulai saat anggota Kopri meminta pertanggungjawaban Kopri dipisah dari laporan PMII karena perkumpulan itu memiliki kegiatan sendiri, namun sebagian anggota PMII mendesak agar disatukan karena Kopri elemen dari PMII. "Kopri harus membuat laporan pertanggungjawaban tertulis, tidak bisa hanya ngomong saja," kata seorang anggota Kopri. Sementara itu, Ketua Umum PB PMII Hery Haryanto Azumi kepada ANTARA News mengatakan, kericuhan yang menyebabkan sidang reses hingga malam hari adalah hal biasa. "Hanya perbedaan pendapat yang biasa terjadi," katanya. Ia berharap jadwal kongres tidak akan diundur akibat pertikaian tersebut. Rencana awal, sidang akan berakhir Sabtu (22/3). Namun, hingga Jumat malam, beberapa acara masih belum dilaksanakan, di antaranya laporan pertanggungjawaban, sidang komisi, sidang pleno dan sidang tata tertib pemilihan ketua PB PMII. Sidang pertanggungjawaban kembali dimulai pukul 20.00 WIB. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008