Surabaya (ANTARA News) - Ujian Masuk Perguruan Tinggi (UMPT) Nasional yang digagas 41 dari 56 PT Negeri (PTN) se-Indonesia itu akan digelar pada 25-26 Juni. "Jadwal UMPT Nasional itu belum final," kata Sekjen Paguyuban Rektor PTN se-Indonesia Prof DR H Haris Supratno kepada ANTARA News di Surabaya, Senin. Menurut rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu, jadwal yang masih tentatif itu karena bergantung Unas (ujian nasional) SMA yang mungkin saja mundur. "Kalau mundur, maka UMPT Nasional juga akan mundur, tapi kita sudah punya perencanaan pendaftaran pada 9-20 Juni, ujian pada 25-26 Juni, dan pengumuman pada akhir Juli," katanya. Tentang biaya pendaftaran, ia mengatakan untuk pendaftar IPC (Ilmu Pengetahuan Campuran/IPA dan IPS) sebesar Rp175.000 untuk pendaftar IPA/IPS Rp150.000. "Untuk pendaftar program studi IPA atau IPS dapat memilih dua pilihan PTN, sedangkan untuk pendaftar program studi IPC dapat memilih tiga pilihan PTN," katanya. Hal itu, katanya, terkait hasil pertemuan 41 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) se-Indonesia di ITS Surabaya (9/3/2008) dengan keputusan untuk meninggalkan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). "Masalahnya, sistem pengelolaan keuangan dalam SPMB yang selama ini diselenggarakan Perhimpunan SPMB Nasional dinilai melanggar aturan, karena itu kami mencari ganti agar aman, meski agak rumit," katanya. Bedanya, UMPTN tidak akan dilaksanakan panitia tersendiri seperti SPMB, namun dilaksanakan secara bersama oleh pimpinan PTN se-Indonesia dengan sistem kepanitiaan mulai panitia pusat, koordinator wilayah, dan panitia pelaksana. "Panitia pusat disepakati di Surabaya dengan sekretariat di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dengan wakil ketua dari UNY Yogyakarta dan Unram Mataram, sedangkan sekjen dari Unesa dan bendahara dari Unair," katanya. Untuk korwil, katanya, korwil timur diketuai ITS Surabaya, korwil tengah dipimpin Undip Semarang, dan korwil barat ditangani IPB Bogor. "Semuanya akan diatur bergiliran pada setiap tiga tahun sekali," katanya. Khusus Jatim, lima PTN akan bergabung untuk menjadi panitia pelaksana UMPT Nasional di tingkat lokal Surabaya yakni Unesa, Unair, ITS, IAIN Sunan Ampel Surabaya, dan Unijoyo Bangkalan (Madura). "Jadi, sistemnya bersifat swakelola mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan dilakukan PTN, tapi orang luar tetap ada seperti pemborong atau tenaga ahli, namun jumlahnya tak boleh melebihi 50 persen," katanya. Sejak diputuskan di Surabaya, 41 PTN sepakat mengadakan UMPT Nasional, sehingga tersisa 15 PTN yang masih belum mengambil keputusan apa pun. Ke-41 PTN adalah Unair, ITS, Unesa, IAIN Sunan Ampel (Surabaya), Unibraw, UM, UIN (Malang), Universitas Jember (Unej), Universitas Trunojoyo (Unijoyo, Bangkalan, Madura), IPB (Bogor), ITB, Unpad, dan UIN Sunan Gunung Jati (Bandung). Selain itu, Undip (Semarang), UGM, UNY, UIN Sunan Kalijaga (Yogyakarta), UNS (Surakarta), dan Universitas Jenderal Soedirman (Purwokerto), Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Mulawarman, Universitas Riau, Universitas Sriwijaya, Universitas Lambung Mangkurat, Unand, dan Unib Bengkulu. PTN lainnya, Universitas Palangkaraya, Universitas Udayana, Universitas Mataram, Unhas, Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Haluoleo, Universitas Negeri Makassar (UNM), dan Universitas Negeri Manado. Berikutnya, Universitas Tadulako, Universitas Pattimura, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Universitas Cenderawasih, Universitas Negeri Gorontalo (UNG), dan Universitas Nusa Cendana. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008