beberapa perusahaan start up di Indonesia termasuk dalam jajaran "unicorn", yakni start up dengan valuasi di atas satu miliar dolar AS atau sekitar Rp13 triliun
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia dalam pertemuan tingkat tinggi forum internasional G20 di Osaka, Jepang pada 28-29 Juni akan fokus pada pembahasan mengenai inklusivitas ekonomi digital, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir di Jakarta, Rabu.

Menurut Arrmanatha, pemerintah RI memilih inklusivitas ekonomi digital sebagai salah satu fokusnya dalam sesi pembahasan pada pertemuan G20 karena bisnis rintisan yang berbasis teknologi (start-up) di Indonesia kini semakin berkembang pesat.

Bahkan, beberapa perusahaan start up di Indonesia termasuk dalam jajaran "unicorn", yakni start up dengan valuasi di atas satu miliar dolar AS atau sekitar Rp13 triliun.

"Ekonomi digital seperti kita tahu ini merupakan ekonomi baru. Indonesia memiliki beberapa unicorn. (Pertemuan G20) ini kesempatan untuk kita mengembangkan industri ekonomi digital untuk menumbuhkan unicorn-unicorn baru di Indonesia," ujar Arrmanatha.

Dia menjelaskan bahwa pertemuan G20 dapat dimanfaatkan untuk membangun kerja sama untuk meningkatkan platform digital ekonomi dalam negeri, khususnya mengenai Data Free Flow with Trust (DFFT).

"Terkait penggunaan artificial intelligence (kecerdasan buatan), ini yang dimaksud di sini untuk Indonesia adalah bagaiman kita mendukung konteks free flow of data tetapi pada saat yang sama juga aman. Upaya-upaya membentuk platform untuk memungkinkan free flow data dan adanya aturan supaya hal ini bisa dilakukan secara aman," katanya.

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, menargetkan pada 2020 nanti, nilai dari ekonomi digital Indonesia mencapai sekitar 130 miliar dolar AS, atau kurang lebih 11 persen dari produk domestik bruto (PDB).

"Tidak bisa dipungkiri, bahwa ekonomi masa depan kita adalah berbasis digital, atau digital economy yang memberikan tingkat efisiensi yang lebih tinggi dan efektivitas yang jauh lebih tinggi," kata dia.

Dalam KTT G20 tahun ini, ada empat sesi pertemuan dengan topik pembahasan yang berbeda yang akan dihadiri oleh para kepala negara G20.

Topik-topik yang akan dibahas dalam keempat sesi itu adalah: pertama, kondisi ekonomi global, perdagangan dan investasi; kedua, inovasi ekonomi digital dan kualitas infrastruktur; ketiga, ketenagakerjaan, pemberdayaan perempuan, inklusivitas, tujuan pembangunan berkelanjutan; keempat, isu perubahan iklim, energi dan lingkungan hidup.

Ada pun isu yang akan menjadi perhatian utama pemerintah Indonesia dalam KTT G20 itu adalah inklusivitas dalam ekonomi digital dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dalam rangka pembangunan berkelanjutan.

Baca juga: Indef sarankan UKM Tanah Air terapkan ekonomi digital

Baca juga: Menkeu upayakan pendekatan untuk pungut pajak dari ekonomi digital

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019