Jakarta (ANTARA News) - Nahdlatul Ulama (NU) berkomitmen terus meningkatkan peran strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, namun bukan untuk mengejar kekuasaan. Saat memberikan sambutan pada Harlah Ke-82 NU di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu, Ketua Umum Pengurus Besar NU KH Hasyim Muzadi kembali menegaskan bahwa NU bukanlah partai politik yang bergerak dalam perebutan kekuasaan. "NU adalah organisasi keagamaan. Politik NU adalah politik keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan berdasarkan amar ma`ruf nahi munkar," tandasnya. Oleh karena itu, lanjutnya, NU akan terus meningkatkan peran strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan berdasar pada nilai-nilai perjuangan yang ada dalam Khittah NU 1926. Apalagi, lanjut Hasyim, di era keterbukaan seperti saat ini, di mana tidak ada batas yang memisahkan Indonesia dengan pengaruh global. "NU ingin memperkuat harkat dan martabat bangsa menghadapi tantangan ini dengan menempatkan ulama dan pesantren menjadi modal utama untuk bergandengan dengan elemen bangsa lainnya secara visioner," tandasnya. Dalam bidang keagamaan, kata Hasyim, NU akan terus memperjuangkan dan mewariskan nilai-nilai ajaran Islam yang `rahmatan lil alamin` atau yang memberikan manfaat bagi umat manusia dan segenap alam. Acara puncak peringatan Harlah ke-82 NU di Gelora Bung Karno berlangsung sangat meriah. Ratusan ribu warga NU membludak memenuhi stadion kebanggaan Indonesia tersebut. Seluruh kursi dalam stadion berkapasitas 110 ribu tempat duduk tersebut penuh terisi. Orang-orang yang tak memperoleh tempat duduk akhirnya terpaksa harus berdiri.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008