Nusa Dua (ANTARA News) - Menteri Kehutanan MS Ka`ban mengatakan, Indonesia menyiapkan proyek percontohan untuk menguji berbagai aspek terkait dengan skema pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (Reducing Emission from Deforestation and Degradation/REDD). Untuk itu telah dilakukan berbagai studi dan penelitian dengan mendapat dukungan dari pemerintah Inggris, Australia, Jerman dan bank dunia, kata Menhut di Nusa Dua, Bali, Kamis. Selesai acara peluncuran "Readiness Reducing Emissionns from Deforestation and Degradation", ia mengatakan, tim studi tersebut berada dalam satu wadah Indonesia Forest Climate Alliance (IFCA). Tim tersebut telah melaksanakan studi berkaitan dengan masalah metodologi, mekanisme pembayaran, pasar serta mengkaji strategi yang menyangkut hutan produksi, kawasan konservasi, lahan gambut, lahan untuk kelapa sawit serta lahan untuk industri kertas. Menteri Kaban menambahkan, proyek percontohan tersebut akan dilakukan selama lima tahun periode 2008-2012 untuk mengetahui dan mengatasi berbagai permasalahan yang muncul dalam implementasi REDD. Proyek percontohan tersebut dilaksanakan pada skala yang berbeda di tingkat nasional, propinsi, kabupaten maupun lokal. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mendapatkan pengalaman implementasi REDD sebelum diaplikasikan pasca 2012. Pemilihan lokasi proyek percontohan didasarkan atas karakteristik biofisik, sebaran geografis, ancaman terhadap hutan serta kesiapan kelembagaan. Menteri Kaban menjelaskan, hasil studi IFCA menyatakan, Indonesia memiliki kapasitas dan sumber daya yang harus ditingkatkan untuk implementasi REDD. Implementasi REDD dalam bidang kehutanan dapat diterapkan pada areal hutan tanaman industri (HTI), hutan produksi, kawasan konservasi dan lahan gambut. Pemerintah akan terus mengembangkan hutan tanaman pada areal dengan sedikit vegetasi pada tanah mineral guna mengurangi tekanan terhadap hutan alam. Pada hutan produksi pemerintah memegang komitmen yang kuat untuk mencegah konversi hutan ke penggunaan yang lain. Pada kawasan konservasi harus diterapkan dengan sistem manajemen yang lebih baik. Pada sektor perkebunan kelapa sawit akan diarahkan pada lahan yang telah terdegradasi serta lahan gambut melalui pengelolaan air dan pengendalian kebakaran. Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan, Departemen Kehutanan, Sony Partono, juga berbicara pada sesi seminar, menyangkut berbagai upaya yang harus dilakukan guna menyelamatkan sisa-sisa hutan di Indonesia. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah pengendalian penebangan liar maupun oleh rakyat yang bisa memicu terjadinya kebakaran dan pelibatan masyarakat dalam mencegah terjadinya kebakaran hutan. "Upaya menyelamatkan hutan dari ancaman kebakaran taki bisa dilakukan hanya o9leh aparat pemerintah, tetapi menuntut kesadaran masyarakat luas untuk turut menjaganya," kata Sony yang mantan Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Selatan itu. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007