Samarinda (ANTARA) - Provinsi Kalimantan Timur  pada triwulan I 2019 mencatat pertumbuhan sebesar 5,36 persen, lebih tinggi ketimbang triwulan yang sama tahun 2018 (year on year/ y-on-y) yang hanya tumbuh 1,77 persen.

"Secara tahunan (y-on-y) pertumbuhan triwulan I-2019 didorong pertumbuhan pada hampir seluruh lapangan usaha, dibandingkan triwulan I-2018, kecuali lapangan usaha industri pengolahan dan jasa perusahaan," kata Kepala BPS Kaltim, Atqo Mardiyanto di Samarinda, Senin.

Pada triwulan I 2019, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha konstruksi yang tumbuh 16,14 persen, diikuti lapangan usaha jasa lainnya yang tumbuh 9,20 persen, lapangan usaha pengadaan listrik dan gas sebesar 8,37 persen.

Sedangkan lapangan usaha industri pengolahan masih mengalami kontraksi hingga minus 1,84 persen, kemudian lapangan usaha jasa perusahaan juga berkontraksi 1,12 persen.

Ia mengatakan bahwa struktur Produk Domistik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kaltim menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada triwulan I-2019, tidak menunjukkan perubahan yang berarti, masih relatif sama dengan struktur pada triwulan-triwulan sebelumnya.

Pada triwulan I-2019, katanya, masih didominasi oleh lima lapangan usaha utama, yaitu lapangan usaha pertambangan dan penggalian dengan peranan sebesar 46,25 persen.

Kemudian lapangan usaha industri pengolahan dengan peranan 17,74 persen, lapangan usaha konstruksi dengan peranan sebesar 9,07 persen, lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan peranan 7,83 persen.

Selanjutnya lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dengan peranan sebesar 5,67 persen.

Sementara itu, sumber pertumbuhan ekonomi Kaltim triwulan I-2019 secara y-on-y, tertinggi berasal dari lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang memiliki andil sebesar 3,38 persen.

Kemudian lapangan usaha konstruksi dengan andil 1,09 persen, lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan andil 0,43 persen, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dengan andil 0,29 persen.

Selanjutnya lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi serta lapangan usaha informasi dan komunikasi, masing-masing memberi andil sebesar 0,10 persen dan 0,36 persen.

"Sedangkan lapangan usaha industri pengolahan dan lapangan usaha jasa perusahaan masih memberi andil negatif terhadap pertumbuhan perekonomian di Kaltim, sehingga akhirnya memperlambat kecepatan laju pertumbuhan ekonomi secara y-on-y di triwulan I-2019," kata Atqo.

Pewarta: M.Ghofar
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019