Ketiga segmen pemilih tersebut adalah pemilih minoritas, pemilih wong cilik, dan pemilih muslim yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU).
"Di segmen pemilih minoritas, Jokowi-Ma'ruf unggul dengan rentang 83,6-93,5 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 6,5-16,4 persen," kata Ardian Sopa dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.
Dia menjelaskan, di segmen pemilih minoritas, sejak awal pendaftaran capres-cawapres, Jokowi-Ma'ruf selalu unggul dari Prabowo-Sandi.
Ardian menilai selisih elektabilitas terkecil antara kedua capres hanya terjadi di awal pendaftaran disebabkan "efek kejut" Ma'ruf Amin di pemilih minoritas yang membuat sebagian pemilih mengalihkan dukungan ke Prabowo-Sandi.
"Namun setelah ijtima ulama II, ulama yang menyatakan mendukung Prabowo-Sandi dan menguatnya kampanye yang berbasis identitas, pemilih minoritas ini mengalihkan kembali dukungannya ke Jokowi-Ma'ruf," ujarnya.
Ardian mengatakan, di segmen pemilih "wong cilik", Jokowi-Ma'ruf berpotensi menang telak karena rentang dukungannya 60,9-70,8 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 29,2-39,1 persen.
"Di pemilih wong cilik, Jokowi-Ma'ruf selalu unggul dari Prabowo-Sandi dengan keunggulan rata-rata di atas 20 persen. Menang telak di pemilih wong cilik, menjadi salah satu kekuatan utama Jokowi-Ma'ruf," katanya.
Ardian menjelaskan, di segmen pemilih muslim, Jokowi-Ma'ruf memperoleh dukungan sebesar 54,9-64,8 persen, dan Prabowo-Sandi sebesar 35,2-45,1 persen.
Dia mengatakan, di segmen pemilih muslim yang berafiliasi dengan NU, dukungan terhadap Jokowi-Ma'ruf sebesar 60,4-70,3 persen, dan Prabowo-Sandi 29,7-39,6 persen.
Sementara, menurut dia, di segmen pemilih terpelajar, Jokowi-Ma'ruf unggul tipis dibandingkan pasangan Prabowo-Sandi.
"Di segmen pemilih terpelajar, Jokowi-Ma'ruf memperoleh dukungan 48,5-58,4 persen, dan Prabowo-Sandi 41,6-51,5 persen," katanya.
Di segmen pemilih milenial, Jokowi-Ma'ruf unggul 54,9-64,8 persen, dan Prabowo-Sandi 35,2-45,1 persen.
Dia mengatakan, di segmen pemilih perempuan, Jokowi-Ma'ruf 59,9-69,8 persen, dan Prabowo-Sandi 30,2-40,1 persen.
Survei LSI Denny JA itu dilakukan pada 4-9 April 2019 dengan menggunakan 2.000 responden dan menggunakan metode "multistage random sampling".
Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner dengan "margin of error" 2,2 persen.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019