Jakarta (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa mengatakan bahwa pemerintahannya masih menahan apa yang disebutnya sebagai "sanksi terberat" untuk mencoba menghentikan pendapatan Presiden venezuela Nicolas Maduro.

"Kami belum memberlakukan sanksi terberat, seperti yang kalian tahu," ucap Trump, setelah bersama Presiden Brazil Jair Bolsonaro membahas krisis Venezuela di Gedung Putih.

Januari lalu, Trump menjatuhkan sanksi kepada perusahaan minyak milik negara Petroleos de Venezuela, yang dikenal PDVSA, sanksi ekonomi paling berat terhadap Maduro hingga saat ini. Amerika Serikat berada di jajaran negara yang mengakui pemimpin opoisi Juan Guaido sebagai kepala negara yang sah.

Namun pemerintahan Trump belum berupaya untuk menghadang sejumlah perusahaan yang berbasis di luar Amerika Serikat agar tidak membeli minyak dari Venezuela, strategi yang dikenal sebagai "sanksi sekunder".

Sanksi sekunder merupakan bagian dari strategi Washington untuk menyumbat sumber pendapatan Iran, yang pada akhirnya membantu memaksa Teheran untuk melakukan negoisasi kesepakatan nuklir dengan enam kekuatan dunia pada 2015.

Sumber: Reuters
Baca juga: AS pertimbangkan sanksi baru untuk Venezuela
Baca juga: Kanada minta negara lain perluas sanksi terhadap Venezuela
Baca juga: Ekspor minyak Venezuela jatuh 40 persen, setelah sanksi Amerika Serikat
Baca juga: PBB prihatin dengan sanksi AS terhadap Venezuela

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019