Jakarta (ANTARA) - Senior Portfolio Manager Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Samuel Kesuma mengingatkan adanya risiko global yang berpotensi menganggu kinerja pertumbuhan ekonomi pada 2019.

Samuel dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Rabu, mengatakan risiko tersebut antara lain ketidakpastian dari perang dagang maupun penyesuaian suku bunga global.

Risiko lainnya adalah dampak reformasi pajak AS yang berpengaruh terhadap membaiknya pertumbuhan ekonomi di negara tersebut yang makin berkurang.

Ia memastikan risiko ini dapat menjadi kejutan bagi pelaku pasar keuangan sehingga berpotensi menyebabkan terkoreksinya pasar global.

"Tetapi saat ini pasar telah menyesuaikan ekspektasinya sehingga risiko kejutan negatif bagi pasar tidak sebesar tahun lalu," kata Samuel.

Oleh karena itu, menurut dia, pelaku pasar keuangan sedang menunggu adanya katalis positif bagi proyeksi ekonomi global yang lebih baik.

Faktor tersebut antara lain hasil negosiasi dagang AS dengan China yang sesuai ekspektasi maupun sentimen lainnya yang dapat mengurangi tarif perdagangan.

"Selain itu negosiasi Brexit yang lancar dengan proses keluarnya UK dari Uni Eropa secara gradual juga akan menjadi hasil yang disukai oleh pasar," katanya.

Secara keseluruhan, ia menilai ekspektasi pelaku pasar finansial terhadap pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah telah terjaga, karena risiko atas kejutan negatif sudah diantisipasi.
 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019