Sampai sekarang para pedagang di sini tidak tahu mau direlokasi ke mana, katanya mau ke Pasar Jagal, tapi seperti apa teknisnya belum tahu
Garut (ANTARA) - Sejumlah pedagang di Pasar Mawar, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang sudah beberapa hari tidak berjualan karena terdampak pembangunan rel kereta api (KA) meminta pemerintah daerah menyiapkan tempat relokasi pedagang ke tempat yang nyaman dan aman, karena saat ini pedagang bingung mencari tempat baru.

"Sampai sekarang para pedagang di sini tidak tahu mau direlokasi ke mana, katanya mau ke Pasar Jagal, tapi seperti apa teknisnya belum tahu," kata Endang, salah seorang perwakilan pedagang yang sudah membongkar kiosnya di Pasar Mawar, Garut, Selasa.

Endang, pedagang daging ayam itu sudah membongkar kiosnya sejak lima hari lalu, karena kondisi pasar sudah tidak nyaman setelah petugas PTKAI membongkar beberapa material bangunan pasar tersebut.

Pasar Mawar yang sejak 2004 sebagai tempat berjualan itu, kata Endang, saat ini sudah tidak dapat digunakan lagi karena akan dijadikan jalur rel kereta api Stasiun Cibatu-Garut Kota.

"Kami inisiatif membongkar sendiri karena tempatnya sudah tidak nyaman jualan, pembeli juga sudah sepi," katanya.

Ia menyebutkan, ada 300 kios yang berjualan di Pasar Mawar atau di lahan milik PT KAI tersebut, sebanyak 50 kios sudah dibongkar oleh pemiliknya, sedangkan sisanya masih bertahan untuk berjualan.

Kondisi Pasar Mawar saat ini, kata dia, sudah sebagian dibongkar bagian atapnya oleh petugas PT KAI, bahkan jalan masuk ke pasar sudah ditutup menggunakan gerbang besi.

"Dulu ditutup kanopi, tapi sekarang sudah dibongkar," katanya.

Selain pedagang, pemilik rumah sekitar Stasiun Garut, Euis mengaku bingung rumahnya yang sudah dibangun senilai Rp180 juta harus dibongkar karena berada di lahan milik PT KAI yang saat ini akan digunakan kembali oleh PT KAI.

Ia berharap, pemerintah daerah memperhatikan masyarakat yang terdampak pembangun rel kereta api tersebut untuk mencari tempat tinggal baru yang nyaman dan aman.

"Jangan asal bongkar saja, pemerintah harus memperhatikan warga yang terdampak pembangunan rel, karena tidak mudah mencari rumah kontrakan," katanya.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama PT KAI telah merencanakan akan mengaktifkan kembali jalur rel kereta api Stasiun Cibatu-Garut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap transportasi massal.

Baca juga: Warga minta biaya relokasi terkait pengaktifan kereta Cibatu-Garut

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019