Jakarta (ANTARA News) - Penularan virus HPV penyebab kanker serviks tak hanya melalui hubungan seksual tetapi juga melalui tangan ke tangan (30 persen). 

Apakah cuci tangan menggunakan antiseptik bisa membantu mencegah penularan? 

"Cuci tangan pakai alkohol virus tidak mati. Antiseptik yang keras pun virus tidak mati, hanya tidak aktif. Virusnya kuat, resisten pada alkohol," ujar Prof. Dr. Andrijono SpOG(K) dari Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) dalam diskusi bertajuk "Insiden Kanker Serviks Terus Meningkat, Take Action Now!" di Jakarta, Rabu. 

Sebagai tindakan pencegahan primer, dia menganjurkan wanita yang berusia 9-55 tahun divaksin HPV meski  masa  terbaik  adalah pada 9- 12 tahun dan diberikan tiga kali (0 bulan, 1 – 3 bulan, dan 6 bulan), diikuti skrining berupa tes IVA dan papsmear (bagi yang sudah menikah dan aktif berhubungan seksual) sebagai pencegahan sekunder. 

Baca juga: Terlambat divaksin HPV, perlu vaksinasi ulang?

Seperti infeksi pada umumnya, infeksi oleh HPV yang bisa menyerang kapan saja dan siapa saja, sehingga daya tahan tubuh yang kuat menjadi salah satu kunci menghalau infeksi virus. 

"HPV itu seperti infeksi biasa, bisa terjadi kapan saja, di mana saja. Kalau daya tahan tubuh dia (infeksi virus) tidak akan bertahan," tutur Andrijono. 

Kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV terutama tipe 16 dan 18 yang biasanya tidak menunjukkan gejala atau keluhan pada tahap awal. 

Gejala atau keluhan tersebut biasanya baru muncul ketika kanker sudah memasuki stadium 2 atau lebih.  Keputihan yang berulang meski telah diobati, juga postcoital bleeding (pendarahan pasca senggama), kerap menjadi gejala yang muncul. 

Baca juga: Sudah divaksin HPV bebas kanker serviks?

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019