Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange mengalami penurunan untuk sesi kelima berturut-turut pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena penguatan keseluruhan dalam dolar AS mendorong logam mulia mencatat kerugian terpanjang dalam 18 bulan terakhir.

Laporan Xinhua menyebutkan kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April turun 25 sen AS atau 0,02 persen, menjadi menetap di 1.314,20 dolar AS per ounce.

Dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya pada Kamis (7/2) karena data ekonomi cerah menunjukkan prospek ekonomi positif. Dolar AS juga meningkat setelah proyeksi pertumbuhan zona euro dipangkas.

Komisi Eropa memangkas dengan tajam proyeksi pertumbuhan ekonomi zona euro tahun ini dan berikutnya, karena pihaknya memperkirakan negara-negara terbesar blok tersebut akan tertahan oleh ketegangan perdagangan global dan tantangan-tantangan domestik.

Kurs dolar AS menguat terhadap euro di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan yang memburuk untuk kawasan zona euro, tetapi melemah terhadap safe-haven yen karena kekhawatiran baru atas ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS, yang berarti jika dolar AS menguat maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.

Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 1,2 sen AS atau 0,08 persen, menjadi 15,713 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 16,50 dolar AS atau 2,03 persen, menjadi ditutup pada 797,30 dolar AS per ounce.

Baca juga: Dolar AS menguat, kekhawatiran pertumbuhan ekonomi Eropa meningkat

Baca juga: Wall Street turun tertekan pertumbuhan dan ketidakpastian perdagangan global
 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019