Yang pertama nanti akan diterbitkan pada Februari 2019, jumlahnya nantilah. Jumlahnya akan sangat tergantung kondisi pasar dan juga nanti peruntukannya

Jakarta (ANTARA News) - BUMN pembiayaan sekunder perumahan PT. Sarana Multigriya Finansial Persero (SMF) berencana menerbitkan surat utang dengan total nilai Rp9 triliun sepanjang tahun 2019 untuk mendanai ekspansi pembiayaan perseroan.

Direktur SMF Heliantopo dalam paparan kepada pers di Jakarta, Senin, mengatakan perseoran akan menerbitkan instrumen utang di pasar keuangan sebanyak empat kali pada tahun ini, dengan yang pertama pada Februari 2019. Namun, untuk nilai instrumen utang tahap pertama tersebut maupun jenis instrumennya, Heliantopo masih merahasiakannya.

"Yang pertama nanti akan diterbitkan pada Februari 2019, jumlahnya nantilah. Jumlahnya akan sangat tergantung kondisi pasar dan juga nanti peruntukannya," kata Topo, sapaan akrabnya.

Jumlah nilai instrumen utang untuk pendanaan sebesar Rp9 triliun itu naik cukup signifikan dibanding pendanaan dari pasar modal 2018 yang terealisasi sebesar Rp5,5 triliun. Pada tahun lalu, target penerbitan instrumen utang sebagai pendanaan tidak mencapai dari target di sekitar Rp6 triliun. Hal itu karena kondisi pasar modal yang fluktuatif karena ketidakpastian ekonomi global.

Kemungkinan besar, kata Topo, instrumen tersebut berupa obligasi ataupun surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN).

Meskipun nilai instrumen utang yang diterbitkan cukup besar, SMF masih memasang target pertumbuhan penyaluran pembiayaan, sekuritisasi, dan perolehan laba bersih yang moderat di kisaran 5-10 persen pada 2019.

Pada 2018, mengingat laporan keuangan SMF belum diaudit, Topo hanya memberikan perkiraan bahwa penyaluran pembiayaan kemungkinan Rp9,8 triliun, sedangkan sekuritisasi sebesar Rp2 triliun. Jumlah pembiayaan dan sekuritisasi yang tercapai itu, kata Topo, melebihi target SMF sepanjang 2018.

Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo mengatakan perseroan memang tidak ingin terlalu ambisius memasang target di 2019 karena masih mewaspadai potensinya meningkatnya tekanan perekonomian global terutama di pasar keuangan. Hal itu juga termasuk strategi pendanaan yang akan diterapkan SMF untuk membiayai penyaluran pembiayaan dan sekuritisasinya.

Namun, Ananta meyakini, pendanaan untuk SMF akan mencukupi untuk memenuhi target penyaluran pembiayaan.

"Kami tetap yakin dengan (peringkat) AAA dan kita di BUMN di bawah Kemenkeu dan satu-satunya pembiayaan sekunder perumahan di Indonesia, kami yakin akan dapat waktu dan permintaan yang tepat untuk keluarkan surat utang," ujar Ananta.

Baca juga: SMF: pembiayaan sekunder jawaban untuk "backlog" perumahan


 

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019