Sarajevo (ANTARA News/Reuters) - Para korban selamat dari Pembantaian 8.000 muslim Bosnia di Srebrenica tahun 1999 berunjukrasa di depan Kedutaan Besar AS di Sarajevo, Bosnis, mendesak Washington menghentikan ofensif Israel ke Jalur Gaza. Munira Subasic, yang kehilangan anak lelaki dan suaminya ketika tentara Serbia Bosnia menguasai kota selatan Bosnia, Srebrenica, mengungkapkan dia bertenggangrasa dengan rakyat Palestina. "Pada 2009, para ibu Palestina sedang mengalami nasib serupa kami pada 1995 dan kami mengeraskan suara kami karena kami paham sakit dan penderitaan (menjadi korban genosida).  Kami tahu bagaimana rasanya kehilangan anak atau suami," kata Subasic. Para demonstran mengungkapkan, mereka mesti bereaksi atas pembunuhan lebih dari 660 warga Palestina dan penderitaan para pengungsi Palestina akibat ofensif militer 13 hari yang dilancarkan Israel. Israel menyatakan operasi militernya adalah untuk menjawab serangan roket lintas perbatasan dari penguasa Jalur Gaza, Hamas. Ratusan orang bergabung dalam demonstrasi Sarajevo, beberapa diantaranya membawa spanduk bertuliskan "Stop the killing of innocent children" (Hentikan pembunuhan anak-anak tak berdosa) dan "Srebrenica 1995 -- Gaza 2009." "Saya percaya Amerika Serikat sebagai penguasa dunia, mampu menghentikan pertumpahan darah di kalangan warga sipil, bahkan lebih buruk lagi, anak-anak Gaza," kata Murat Tahirovic, kepala asosiasi eks tawanan perang Bosnia. "Selama perang, darah, penderitaan dan kesakitan menjadi pengalaman sehari-hari kami dan saya tidak bisa melakukan apa-apa selain bersimpati pada rakyat Palestina.  Itu semua mengingatkan kami pada apa yang kami alami selama perang dan itu mesti dihentikan," kata seorang demonstran lainnya. Srebrenica, kawasan terjadinya kekerasan terburuk di Eropa sejak Perang Dunia Kedua, berada dalam perlindungan PBB saat diduduki tentara Serbia Bosnia pimpinan Jenderal Ratko Mladic.  Mladic dituduh melakukan genosida (pembasmian etnis) namun tetap buron hingga kini.  (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009