Risiko-risiko penurunan telah menjadi lebih akut dan termasuk kemungkinan pergerakan pasar keuangan yang tidak teratur dan eskalasi sengketa perdagangan
Washington (ANTARA News) -  Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global melambat tahun ini menjadi  2,9 persen dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,0 persen, mengingat peningkatan risiko-risiko penurunan yang ada.

Dalam laporan Prospek Ekonomi Global yang baru dirilis, Bank Dunia mengatakan bahwa prospek ekonomi global "telah menjadi suram" karena kondisi-kondisi pembiayaan global semakin ketat, ketegangan perdagangan telah meningkat, serta beberapa negara emerging market dan negara berkembang besar mengalami tekanan signifikan di pasar keuangannya.

"Menghadapi headwinds ini, pemulihan di negara-negara emerging market dan negara-negara berkembang telah kehilangan momentum," kata laporan itu, memperkirakan negara-negara emerging market dan negara-negara berkembang tumbuh sebesar 4,2 persen pada 2019, 0,5 persentase poin lebih rendah dari yang diproyeksikan sebelumnya pada Juni tahun lalu.

Pertumbuhan di negara-negara maju diperkirakan melambat menjadi 2,0 persen pada 2019 dari 2,2 persen pada 2018, karena bank-bank sentral utama terus menarik kebijakan moneter akomodatif mereka, menurut laporan itu.

"Risiko-risiko penurunan telah menjadi lebih akut dan termasuk kemungkinan pergerakan pasar keuangan yang tidak teratur dan eskalasi sengketa perdagangan," kata laporan itu.

Laporan Bank Dunia itu juga memperingatkan bahwa peningkatan ketegangan perdagangan dapat mengakibatkan pertumbuhan global lebih lemah dan mengganggu rantai nilai yang saling terhubung secara global.

Laporan tersebut memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi China akan melambat menjadi 6,2 persen pada 2019 dari 6,5 persen pada 2018, karena penyeimbangan kembali domestik dan eksternal berlanjut.

"Pihak berwenang di China telah bergeser ke melonggarkan kebijakan moneter dan fiskal dalam menanggapi lingkungan eksternal yang lebih menantang ... langkah-langkah kebijakan ini sebagian besar diharapkan untuk mengimbangi dampak negatif langsung dari kenaikan tarif pada ekspor China," kata laporan itu.

"Pada awal 2018 ekonomi global bekerja atau berfungsi pada tingkat kinerja puncak, tetapi kehilangan kecepatan selama tahun ini,  bahkan bisa semakin memburuk di tahun mendatang," kata Kepala Eksekutif (CEO) Bank Dunia Kristalina Georgieva dalam sebuah pernyataan.

"Ketika tantangan ekonomi dan keuangan meningkat untuk negara-negara emerging market dan berkembang, kemajuan dunia dalam mengurangi kemiskinan ekstrem dapat terancam," katanya.

Laporan tersebut menyatakan bahwa prioritas paling mendesak bagi para pembuat kebijakan di negara-negara emerging market dan berkembang adalah bersiap menghadapi kemungkinan tekanan pasar keuangan dan membangun kembali penyangga kebijakan ekonomi makro yang sesuai.

"Sama kritisnya, para pembuat kebijakan perlu menumbuhkan potensi pertumbuhan yang lebih kuat dengan meningkatkan modal manusia, menghilangkan hambatan investasi, dan meningkatkan integrasi perdagangan dalam sistem multilateral berbasis aturan," kata laporan itu.

Baca juga: Apple dan Facebook topang lonjakan Wall Street tertinggi tiga minggu

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019