Wina (ANTARA News) - Amerika Serikat akan memindahkan sembilan ton plutonium dari cadangan militernya, yang cukup untuk 1.000 bom atom lebih. Kebijakan ini menunjukkan komitmen AS terhadap non-proliferasi nuklir, kata menteri energi AS, Senin. Plutonium itu akan diambil dari senjata-senjata nuklir tua dalam beberapa dasawarsa mendatang dan akan dikembalikan ke dalam campuran oksida minyak yang mudah terbakar dalam reaktor nuklir komersial untuk menghasilkan listrik, kata Samuel Bodman dalam satu pertemuan dengan pengamat nuklir PBB. "AS terus berusaha mengurangi jumlah cadangan senjata nuklirnya, kami akan mengatur bahkan lebih banyak bahan baku nuklir yang akan ditingkatkan untuk kepentingan energi dan ketahanan nasional," katanya dalam penjelasan pers, seperrti dilaporkan Reuters. Langkah itu mencerminkan persetujuan nuklir antara AS dan Rusia tahun 2000. Berdasarkan kesepakatan tersebut masing-masing negara mempunyai kelebihan 34 ton plutonium yang tak bisa dipakai untuk senjata nuklir, dengan kemungkinan akan diubah dan dikembangkan menjadi sumber energi untuk keperluan sipil. Para aktivis perdamaian mengatakan, Washington, Moskow dan negara-negara baru saja memiliki senjata nuklir, yakni Inggris, Prancis, dan China telah mengecewakan target perlucutan senjata yang diperluas dengan Perjanjian Non-proliferasi nuklir pada tahun 1990-an. Masih ada sekitar 27.000 senjata nuklir disimpan di dalam gudang-gudang persenjataan negara-negara besar. Pada Ahad lalu, 16 negara menandatangani suatu kesepakatan yang digagas oleh AS untuk membantu pemenuhan kebutuhan energi dunia yang kian meningkat selama beberapa dasawarsa mendatang dengan pengembangan teknologi nuklir yang cenderung kurang digunakan untuk pembuatan bom atom. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007