Musim laba berlanjut ...
Sydney (ANTARA News) - Saham-saham Asia bangkit dari penurunan tajam minggu lalu pada perdagangan Senin pagi, meskipun sentimen masih rapuh di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang laba perusahaan dan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Sentimen yang lebih luas di pasar telah terpukul oleh berbagai faktor negatif, mulai dari meningkatnya konflik perdagangan China-AS, kekhawatiran tentang laba perusahaan AS, hingga kesulitan anggaran Italia serta kenaikan suku bunga Federal Reserve.

Indeks MSCI, indikator terluas dari saham-saham Asia Pasifik di luar Jepang, naik 0,4 persen setelah meluncur hampir 4,0 persen minggu lalu.

Di antara pasar negara-ngara berkembang, saham-saham yang terkait dengan Brasil mendapat dukungan dari pemilihan presiden negara Amerika Selatan itu, yang melihat kemenangan calon sayap kanan Jair Bolsonaro yang kampanyenya berpusat pada janji-janji untuk membersihkan politik dan menindak kejahatan.

Nikkei Jepang naik 1,0 persen sementara saham Australia naik 0,8 persen dan indeks KOSPI Korea Selatan menambahkan 0,7 persen.

E-Mini berjangka untuk S&P 500 dan Dow mini juga 0,3 persen lebih tinggi setelah satggu penuh gejolak di Wall Street.

Namun demikian, saham-saham China, melawan tren dengan indeks saham-saham unggulan CSI 300 turun 0,9 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong meningkat 0,7 persen.

Para analis memperingatkan lebih banyak fluktuasi setelah kerugian besar terjadi pada seluruh indeks ekuitas utama, meninggalkan investor dengan pengembalian negatif untuk sepanjang tahun ini.

Bearish sedang meningkat, dengan beberapa indeks sudah masuk wilayah koreksi di tengah meningkatnya kekhawatiran laba perusahaan dan pertumbuhan global.

"Sentimen akan terus mendominasi arah pasar dalam jangka pendek dan investor akan memperhatikan dengan seksama berita-berita di minggu-minggu ke depan," kata Nick Twidale dari Rakuten Securities Australia di Sydney, seperti dikutip Reuters.

"Musim laba berlanjut ... serta ketegangan politik di Amerika Serikat, Italia, Jerman, dan Inggris akan terus menambah volatilitas di pasar masing-masing serta memberikan kontribusi ke arus-arus global secara keseluruhan," tambah Twidale.

S&P 500 berakhir pada level terendah sejak awal Mei pada Jumat (26/10) dan main mata dengan wilayah koreksi, tertekan oleh kerugian besar di saham-saham teknologi dan internet.

Data yang keluar minggu lalu menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS meningkat pada tingkat tahunan 3,5 persen pada kuartal ketiga, dari 4,2 persen pada kuartal kedua, dengan perlambatan sebagian didorong oleh penurunan ekspor kedelai yang terkait dengan tarif.

Indikator-indikator ekonomi yang buruk dari China baru-baru ini juga mungkin membebani sentimen investor lebih jauh.

Data yang keluar selama akhir pekan menunjukkan bahwa pertumbuhan laba perusahaan-perusahaan industri di China melambat untuk bulan kelima berturut-turut pada September, karena penjualan bahan baku dan barang-barang manufaktur melemah lebih lanjut.

Dolar Australia, yang sering diperdagangkan sebagai sebuah proxy likuid dari yuan China, berkurang 0,1 persen menjadi 0,7088 dolar, setelah jatuh 0,4 persen mnggu lalu.

ETF (exchange traded funds)  saham Brasil yang tercatat di Tokyo melonjak hampir 14 persen ke tertinggi 7,5 bulan, setelah Bolsonaro, mantan kapten Angkatan Darat, bergerak ke kemenangan di pemilu Presiden.

Yen Jepang sebaglah satu aset safe-haven telah mendapat manfaat dari aksi jual global dalam aset-aser berisiko, karena investor melepas eksposur perdagangan. Yen naik 0,6 persen minggu lalu dan terakhir di 111,98 per dolar.

Selama minggu ini, investor akan mengawasi pengumuman kebijakan moneter bank sentral Jepang yang akan dirilis pada Rabu (31/10).

Indeks dolar naik 0,1 persen menjadi 96,471 setelah naik 0,7 persen minggu lalu. Euro berada di dekat level terendah lebih dari dua bulan bertahan 1,1394 dolar. Investor menghela napas lega setelah mitra koalisi junior Kanselir Jerman Angela Merkel memberinya konservatif hingga tahun depan untuk menyampaikan lebih banyak hasil kebijakan.

Namun, kekhawatiran membayangi masa depannya setelah kedua pihak menderita dalam pemilihan regional pada Minggu (20/10).

Sterling bertahan dekat terendah dua bulan 1,2775 menjelang rilis anggaran tahunan Inggris pada Senin. Menteri Keuangan Philip Hammond kemungkinan akan mendesak Partai Konseratifnya yang terpecah guna mendukung pemerintah untuk kesepakatan Brexit, atau dimasukkan ke dalam risiko pelonggaran penghematan yang lama ditunggu-tunggu.

Di komoditas, minyak menguat, dengan minyak mentah AS naik 30 sen pada 67,89 dolar per brel dan Brent menambahkan 34 sen menjadi 77,96 dolar per barel.

Harga spot emas hampir tidak berubah pada 1.232,21 dolar per ounce.

Baca juga: IHSG menguat ditopang laporan positif keuangan emiten

Baca juga: Bursa Tokyo dibuka naik, investor buru saham murah



 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018