"Mereka tertarik dan akan segera mengunjungi Yogyakarta"
Phnom Penh 12/10 (ANTARA News) - Pengelola Hotel Grand Keisha Yogyakarta berupaya menarik wisatawan dari kawasan Indochina untuk berkunjung ke Yogyakarta dan menginap di hotel tersebut.

General Manager Hotel Grand Keisha by Horison Yogyakarta AR Atik Damarjati di Phnom Penh, Kamboja, Jumat, mengatakan bahwa tingkat hunian kamar hotel yang beroperasi sejak Mei 2017 itu rata-rata mencapai sekitar 70 persen.

"Dari jumlah tamu itu, sekitar 80 persennya merupakan wisatawan Nusantara dan sekitar 20 persennya merupakan wisatawan mancanegara," katanya.

Atik merinci wisman yang menginap di hotelnya antara lain berasal dari Belanda, Jepang, Singapura, Malaysia, Hong Kong, dan Thailand.

Ia menyebutkan selain menyediakan 117 kamar, hotel yang dikelolanya juga menyediakan ruang pertemuan dan sarana lainnya.

Menurut Atik, untuk menjaring wisman dari kawasan Indochina, pihaknya mengikuti acara promosi destinasi unggulan di Singapura, Laos, dan Kamboja.

Ia mengatakan promosi dan pertemuan bisnis dengan pelaku pariwisata di Singapura dan Laos sudah dilakukan beberapa waktu lalu. Pertemuan di Laos sudah dilakukan pada Kamis (10/10) dan di Kamboja pada Jumat ini.

"Mereka tertarik dan akan segera mengunjungi Yogyakarta," kata Atik.

Kementerian Pariwisata menggelar misi penjualan dengan memfasilitasi enam pelaku bisnis pariwisata dari Jawa Barat, Yogyakarta dan Bali beyond sebagai penjual untuk melakukan pertemuan bisnis (table top) atau B to B meeting dengan para pembeli dari Laos dan Kamboja.

Para penjual dari Indonesia menawarkan paket wisata unggulan 10 destinasi unggulan yakni Bandung, Great Bali, Great Jakarta, Great Kepri, Joglosemar (Jogja-Solo-Semarang), Wakatobi-Bunaken-Raja Ampat, Medan, Makassar, Lombok dan Banyuwangi.

Penyelenggaraan misi penjualan itu dimaksudkan untuk meningkatkan kunjungan wisman dari Laos dan Kamboja dalam mendukung target kunjungan wisman tahun 2018 sebesar 17 juta wisman dan akan meningkat menjadi 20 juta wisman pada 2019.

Laos dan Kamboja sebagai negara anggota ASEAN menjadi pasar yang cukup menjanjikan. Jumlah wisatawan Kamboja yang berwisata ke luar negeri (outbound) terus meningkat.

Tercatat tahun 2017, pertumbuhan outbound pariwisata Kamboja mencapai 19 persen atau sebanyak 1,4 juta, sedangkan yang berkunjung ke Indonesia hanya 5.463 wisman.

Sementara itu jumlah wisatawan Laos yang berwisata keluar negeri sebanyak 3,05 juta sebagian besar berkunjung ke Thailand, Korea Selatan dan Jepang.

Untuk menarik wisman dari Laos maupun Kamboja, Indonesia menawarkan paket wisata religi yakni dengan mempromosikan Candi Borobudur sebagai destinasi utama mengingat mayoritas penduduk dari kedua negara itu beragama Buddha. Selain itu ditawarkan paket-paket unggulan di 10 destinasi branding.

Sebanyak enam pelaku bisnis yang berpartisipasi dalam misi penjualan di Laos dan Kamboja yaitu Chacha Tour & Travel (Yogyakarta); Bali Dream (Bali beyond); Absolute Indonesia DMC (Bali beyond); Bali Flores Adventure (Bali beyond); Bhara Tours (Jawa Barat); dan Grand Keisha by Horison Hotel Jogja (Yogyakarta).

Baca juga: Dubes sebut promosi pariwisata Indonesia di Laos perlu diintensifkan

Baca juga: Kemenpar promosikan destinasi unggulan ke Laos dan Kamboja



 

Pewarta: Agus Salim
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018