Palu  (ANTARA News) - Ratusan warga di Kecamatan Dolo Selatan dan Dolo Barat, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, terpaksa menjalankan sholat Jumat di pengungsian, karena masjid dan rumah mereka dirobohkan gempa 7,4 Skala Richter sejak Jumat (28/9).

Di Desa Ramba, Dolo Selatan yang merupakan salah satu titik terparah korban gempa itu, sholat Jumat dilaksanakan di lapangan di bawah bangunan sementara tanpa dinding.

Sholat Jumat yang dipimpin Imam Desa, Karampa, tersebut  hanya beralaskan terpal. Tempat sholat berada di tengah-tengah barak pengungsi di mana di kiri, kanan dan belakang tempat ini penuh dengan jemuran pakaian pengungsi.

Untuk wudhu, hanya tersedia air di dalam ember cat yang dibuatkan keran. Tidak ada jamban yang bisa digunakan warga. "Kami hanya buang air besar dan mandi di sungai, sekitar 50 meter dari sini," kata Karampa.

Lokasi pengungsian ini umumnya ditempati warga Dusun II Desa Ramba. Di dusun ini hampir tidak ada lagi rumah yang bisa ditempati.

Setelah gempa, warga di Dusun II membangun barak pengungsi di lapangan yang ditempati 78 kepala keluarga dari 160 kepala keluarga di desa itu.

Barak yang mereka tempati dibangun dari bahan bangunan bekas reruntuhan rumah  secara bergotong-royong dengan alat dan bahan apa adanya.

Dalam satu barak ditempati lima sampai delapan kepala keluarga yang bercampur menjadi satu. Antara alas tidur tiap keluarga hanya disekat dengan kain.

Desa yang didiami 545 jiwa ini terdapat 168 lanjut usia dan 52 balita serta puluhan anak-anak SD dan SMP. Mereka terpaksa tinggal di pengungsian dengan kondisi apa adanya.

Desa berjarak 45 kilometer arah selatan Kota Palu itu tidak berada di jalur poros kabupaten sehingga jarang dijangkau relawan dan bantuan kemanusiaan.

Akses jalan menuju wilayah ini sebelumnya juga putus sehingga distribusi logistik harus berputar melalui Dolo Induk.

Gempa yang terjadi dua pekan lalu itu juga menimpa desa sekitarnya di Dolo Selatan dan Dolo Barat. Banyak rumah penduduk di wilayah ini roboh karena tanah di wilayah itu banyak yang amblas.


Baca juga: Badan Geologi akan petakan daerah rawan likuifaksi
Baca juga: ACT siap bantu lanjutkan evakuasi korban gempa

 

Pewarta: Adha Nadjemudin
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018