Jakarta (ANTARA News) - Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matali mengatakan juru pemantau jentik (jumantik) nyamuk berperan penting dalam pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat.

"Keberadaan kader Jumantik sangat penting. Saya mengapresiasi (kinerja Jumantik) karena kalau tidak ada mereka, jangan-jangan penyakit DBD akan semakin meningkat," kata Marullah saat memimpin Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di RW 02 Kelurahan Rawa Barat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat.

Para pemantau jentik nyamuk itu bekerja secara sukarela menyambangi rumah-rumah warga dan tempat lain yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

"Saya mungkin hanya memeriksa satu, dua rumah, tetapi jumantik mampu mengecek ratusan rumah. Saya mengapresiasi apa yang mereka lakukan secara sukarela," katanya.

Marullah yang saat itu didampingi Ketua TP-PKK Kota Administrasi Jakarta Selatan Komariah dan Camat Kebayoran Baru Aroman Nimbang mengatakan,  jumantik menjadi ujung tombak pemeliharaan lingkungan dan kesehatan masyarakat, khususnya dalam mencegah penyakit DBD.

Dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk yang diadakan secara berkala oleh Pemerintah Kota Jakarta Selatan, Marullah mendatangi langsung rumah warga, dan memeriksa tempat penampungan air serta sisi rumah lainnya.

Usai pemeriksaan, Marullah menyatakan belum menemukan jentik nyamuk di rumah warga Rawa Barat.

Meski demikian, jentik nyamuk masih berpotensi bersarang di tempat penampungan air warga. Wali kota Jakarta Selatan itupun mengimbau agar masyarakat mempersilakan kader jumantik melakukan pemeriksaan secara berkala.

"Saya mengimbau kepada warga kalau ada kader jumantik masuk rumah, kasih kesempatan mereka untuk melihat. Kita tidak mengerti mana jentik nyamuk yang berbahaya atau tidak, tetapi kader jumantik paham semua," kata Marullah ke warga RW 02 Kelurahan Rawa Barat.

Nyamuk demam berdarah aedes aegypti biasanya bersarang di tempat penampungan air yang jernih. Misalnya bak air, bekas kaleng-kaleng atau botol berisi air.

Menjelang musim hujan, biasanya berlangsung mulai akhir September, Oktober, November dan Desember, jumlah tempat yang tergenang air meningkat sehingga populasi nyamuk demam berdarah pun kemungkinan besar akan semakin banyak.

Baca juga: Jakarta ditargetkan bebas DBD pada 2020
Baca juga: Kasus demam berdarah di Jakarta menurun

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018