Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Sosial menargetkan sebanyak 800 ribu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) akan keluar dari kepesertaan program tersebut (graduasi mandiri) karena kesejahteraannya meningkat pada 2018.

"Persentase keluarga miskin dan rentan yang meningkat kemandiriannya dalam mengakses layanan kebutuhan dasar pada 2018 ditargetkan sekitar delapan persen atau 800 ribu dari total 10 juta KPM PKH," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat di Jakarta, Selasa.

Jumlah tersebut meningkat dibandingkan 2017 yaitu 310 ribu KPM yang dapat status graduasi mandiri dari total enam juta KPM PKH.

Lebih lanjut Harry mengatakan, agar semakin banyak keluarga yang sejahtera dan mandiri, maka dilakukan adanya komplementaritas antarprogram seperti PKH, Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Sehat, Bantuan Pangan Non Tunai, subsidi PLN, subsidi LPG, beras sejahtera serta program sertifikat tanah gratis.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah penduduk miskin di Indonesia per Maret 2018 adalah 25,95 juta penduduk, turun 630 ribu penduduk dibandingkan September 2017 sebesar 26,58 juta penduduk.

Prosentase penurunan kemiskinan turun menjadi 9,82 persen dari 10,12 persen pada September 2017.

Salah satu faktor penurunan angka kemiskinan tersebut adalah meningkatnya penyaluran bansos seperti PKH yang disebut mempunyai dampak langsung yang signifikan terhadap pengurangan kemiskinan dan kesenjangan.

PKH juga berdampak pada meningkatnya daya beli masyarakat yang kurang mampu, serta PKH telah terbukti menjadi program bantuan sosial yang mendorong kreativitas keluarga dalam meningkatkan produktivitasnya.

Harry mengatakan, hingga 6 Agustus 2018 dari total anggaran Rp17 triliun, yang sudah terealisasi mencapai lebih dari Rp15 triliun atau 88,71 persen.

Baca juga: Mensos: Agustus bulan tuntas PKH tahap ketiga
Baca juga: Mensos: Tidak ada alasan bansos terlambat

 

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018