Sleman, DIY (ANTARA News) - TNI Angkatan Udara (AU) siap mengoperasikan seluruh pesawat yang tergabung dalam skuadron angkut untuk melakukan operasi nonmiliter bencana kelaparan yang melanda masyarakat Suku Mause Ane di Pegunungan Markulle, Pulau Seram, Maluku Tengah.

"Kami siap mengoperasionalkan pesawat angkut ke Suku Mause Ane," kata Kasau Marsekal Yuyu Sutisna seusai upacara Hari Bhakti TNI AU di Lapangan Dirgantara AAU Yogyakarta, Minggu.

Bencana kelaparan yang menimpa masyarakat Suku Mause Ane akibat gagal panen karena tanaman pertaniannya diserang hama tikus dan dirusak babi hutan.

Ia menjelaskan satu pesawat saat ini telah diberangkatkan untuk membawa logistik seperti bahan makanan, pakaian, tenda, kebutuhan anak-anak, obat-obatan, alat komunikasi serta tenaga medis dan komunikasi ke Suku Mause Ane.

"Keberangkatan pesawat Herkules A-1312 dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (28/7) tergabung dalam Satgas Penguatan Bantuan Kemanusiaan untuk masyarakat Suku Mause Ane," tambahnya.

Baca juga: Bantuan pangan mulai tiba di permukiman suku Mause Ane

Baca juga: Kelaparan yang landa suku Mause Ane kembali makan korban


Menurut dia, jika dibutuhkan pesawat yang dimiliki TNI AU saat ini mulai dari CN 235, C295 hingga Herkules statusnya siap diberangkatkan dan menunggu perintah lebih lanjut dari Mabes TNI.

"Satu pesawat yang diberangkatkan tersebut untuk mendukung posko satgas yang telah berdiri di Pegunungan Markulle," katanya.

Di lokasi tersebut telah berdiri camp penampungan sementara di Dusun Siahari dan Desa Morokay, Kecamatan Seram Utara Timur, Kobi, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.

Bencana kelaparan yang menyerang ratusan warga suku Mause Ane ini telah terjadi sejak dua pekan terakhir setelah hasil perkebunan warga diserang hama.

Akibat kejadian itu tiga orang warga dilaporkan meninggal dunia.

Baca juga: Gubernur minta suku pedalaman Pulau Seram bersedia dipindahkan

Baca juga: Tim Kemensos tinjau krisis pangan di Seram

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018