Semarang (ANTARA News) - Redaksi Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya "Litera" Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menyatakan salah satu karya penelitian Rektor Unnes Semarang Fathur Rokhman, yang termuat dalam laman jurnal mereka, bukan lah karya orisinil atau diduga plagiat.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Redaksi Litera UNY prof. Burhan Nurgiyantoro sesuai dengan jawabannya atas aduan masyarakat berkaitan dengan dugaan plagiarisme penelitian Rektor Unnes, saat dihubungi di Semarang, Jumat.

"Kami sudah sepakat, sikap dan jawaban kami sesuai dengan surat aduan tersebut," katanya.

Dalam surat berisi sikap Litera itu dijelaskan redaksi lembaga tersebut mengumpulkan dua artikel yang diduga bermasalah, masing-masing milik Rektor Unnes yang berjudul "Kode Bahasa Dalam Interaksi Sosial Santir: Kajian Sosiolinguistik di Pesantren Banyumas" dan karya milik skripsi mantan mahasiswa Unnes Abif Rida yang berjudul "Pemakaian Kode Bahasa Dalam Interaksi Sosial Santri dan Implikasinya bagi Rekayasa Bahasa Indonesia: Kajian Sosiolinguistik di Pesantren Banyumas".

Penelaahan dan penyandingan kedua karya tersebut dilakukan secara tabulasi manual dan menggunakan aplikasi program "Turnitin".

Dari hasil telaah itu disimpulkan jika terdapat kemiripan berdasarkan fakta-fakta sebagian besar makalah Anif Rida ditemukan di dalam karya Fathur.

Sementara unsur-unsur dalam artikel Fathur tidak ditemukan dalam makalah Anif Rida.

Merujuk dari tahun terbit kedua tulisan, di mana karya Anif dibuat pada 2003, sementara karya Fathur dibuat pada 2004, maka redaksi Litera menyimpulkan karya Rektor Unnes tersebut dinyatakan tidak asli.

Dalam ketentuan penulisan artikel jurnal Litera, karya Fathur Rokhman tersebut telah melanggar ketentuan tentang karya penelitian yang dihasilkan harus asli.

Burhan sendiri enggan menjelaskan lebih detil hal-hal di luar surat balasan atas aduan tersebut.

Baca juga: Ini penjelasan Unnes soal insiden dalam demonstrasi yang sempat viral

Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018